Keb. 7:22 – 8:1; Mzm. 119:89,90,130,135,175; Luk. 17:20-25; BcO Yeh. 12:1-16; (H)

Ia ada Disini
Saudara-saudari terkasih, ada seorang perawat muda bernama Rina. Ia sering kali harus bekerja lembur di rumah sakit. Suatu malam, ia merawat seorang pasien lansia yang rewel dan mudah marah. Meski lelah, Rina tetap sabar, bahkan tersenyum ketika pasien itu berkali-kali mengeluh. Salah seorang rekannya bertanya, “Gimana sih cara kita ngadepin pasien kayak dia?” Rina menjawab singkat, “kalau aku lihat marahnya, pasti bakalan ikut emosi. Aku selalu ingat kasih Tuhan yang membuatku sadar, jika pasien itu juga butuh dimengerti.” Kata-kata itu sukses membuat temannya terdiam dan merenung.
Cerita ini mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan tidak selalu tampak dalam hal-hal yang terlalu tinggi dan rumit, melainkan dalam sikap hati yang mampu melihat orang lain dengan kasih. Tidak dengan teori yang panjang, melainkan lewat kesabaran dan kelembutan hatinya, Rina telah menunjukkan kebijaksanaan yang sejati. Seperti yang dimaksud Kitab Kebijaksanaan hari ini, “kebijaksanaan lahir dari hati yang terbuka pada Allah, sehingga kita bisa melihat segala sesuatu dengan terang kasih-Nya”.
Dalam injil, Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah tidak perlu dicari lewat tanda-tanda besar, sebab Kerajaan itu sudah hadir dalam hidup kita.Artinya, ketika kita hidup dalam kebijaksanaan dan kasih, saat itulah Kerajaan Allah hadir nyata. Yesus berpesan, “Jalan menuju Kerajaan Allah bukanlah jalan yang mudah untuk diwujudnyatakan. Justru hanya melalui kerendahan hati dan pengorbanan, kasih Allah dapat dinyatakan dengan sempurna.
Hari ini, kita diajak untuk tidak sibuk mencari tanda-tanda besar, melainkan membuka hati pada kasih Allah yang bekerja dalam hal-hal sederhana: kesabaran seorang perawat, kebaikan seorang teman, atau doa tulus seorang anak kecil. Rina mengajarkan pada kita untuk menghadirkan kasih dalam tugas sederhana, tidak menambah beban orang lain, tetapi justru memberi pengertian dan penguatan. Kita dipanggil untuk menjadikan kasih sebagai pusat hidup, sehingga hidup kita menjadi tanda nyata kehadiran Kerajaan Allah di tengah dunia. Semoga Tuhan memampukan kita menghidupi kebijaksanaan-Nya, agar setiap langkah kita menghadirkan damai, pengertian, dan kasih bagi sesama. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
**Fr. Natalius Alan Dwi Putra Sihombing – Tingkat 1
Foto: Pinterest
