Kardinal Krajewski akan Mengantarkan Ambulans Lain dari Paus ke Ukraina

Kondisi bagian dalam ambulans kedua yang ditujukan ke Ukraina – Foto: Vatican Media

Kardinal Konrad Krajewski, Almoner Kepausan, akan kembali untuk ketiga kalinya ke Ukraina dan mengirimkan ambulans lain atas nama Paus Fransiskus pada Kamis Putih (14/4), dalam upaya untuk “menghibur dan merangkul” orang-orang yang menderita di negara yang dilanda perang itu.

Ketika keadaan darurat kemanusiaan di Ukraina semakin memburuk dari menit ke menit, Kardinal Konrad Krajewski akan membawa ambulans lain yang lengkap ke Ukraina, atas nama Paus Fransiskus.
Almoner kepausan akan tiba di Kyiv pada Kamis Putih dan melakukan perjalanan atas nama Paus, yang “ingin berlutut di depan dan mencium kaki saudara-saudari Ukraina yang menderita.”

Menunjukkan Dukungan Paus


Perjalanan ke Kyiv ini akan menandai kunjungan ketiga Kardinal Polandia, yang mengepalai Kantor Amal Kepausan, ke negara yang dilanda perang untuk menunjukkan kedekatan Paus Fransiskus dengan orang-orang yang menderita di negara itu. Ini akan menjadi ambulans kedua yang dia berikan kepada mereka atas nama Paus.


Berita itu diterbitkan Sabtu (9/4) dalam sebuah pernyataan oleh kantor amal Paus yang, setelah Konstitusi Apostolik yang baru-baru ini diterbitkan ‘Praedicate Evangelium’ yang mereformasi Kuria Romawi, akan menjadi dikasteri tersendiri pada bulan Juni.


Pernyataan itu menekankan, “Pemberian ambulans, seperti tanggal yang dipilih untuk pengirimannya, memiliki nilai simbolis yang besar: mengingat sikap kedekatan dan pelayanan yang diberikan oleh Yesus selama Perjamuan Terakhir, pada saat sengsara-Nya, membasuh kaki murid-murid-Nya.”


Melalui gerakan ini, pernyataan itu menjelaskan, “Paus Fransiskus ingin berlutut di depan pria dan wanita Ukraina yang terluka oleh perang, dan menyaksikan kedekatannya.”


“Ketika seseorang terluka, sakit atau mengalami kesulitan, mereka akan dibawa ke ambulans, sehingga mereka dapat merasakan pelukan dan penghiburan dari Paus, yang ingin membasuh dan mencium kaki saudara-saudari yang menderita akibat kekerasan perang yang tidak adil.”


Dari tanggal 6 sampai 12 Maret, Almoner kepausan mengunjungi Rivne, Zhovkva dan daerah-daerah lain yang terkena dampak konflik. Pada tanggal 29 Maret, ia mengirimkan ambulans pertama ke kota Lviv di bagian barat Ukraina, dekat perbatasan Polandia, yang ditujukan ke rumah sakit anak untuk menyelamatkan anak-anak yang datang dari daerah perang.


Saat 1,2 miliar umat Katolik dunia bersiap untuk Pekan Suci, perang di Ukraina terus berlanjut, dan pertumpahan darah terus memaksa jutaan orang, terutama wanita dan anak-anak, meninggalkan rumah mereka ke negara-negara terdekat.


Paus Fransiskus telah membuat seruan yang tak terhitung jumlahnya untuk mengakhiri perang dan terus menawarkan kesediaan Takhta Suci untuk menengahi dan melakukan apa pun yang mungkin untuk mengakhiri konflik. Dalam penerbangan ke Malta akhir pekan lalu, Bapa Suci ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk menerima tawaran kepadanya untuk pergi ke Kyiv dan menjawab bahwa itu ada di atas meja. Di sela-sela acara di Radio Vatikan Kamis (7/4), Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, juga membahas kemungkinan perjalanan semacam itu dan persyaratan apa yang diperlukan.

Kardinal Krajewski mengantarkan ambulans pertama yang disumbangkan oleh Paus Fransiskus untuk membantu anak-anak Ukraina di Lviv – Foto: Vatican Media

Kekejaman yang Mengerikan


Selama Audiensi Umum hari Rabu, Paus Fransiskus menyesalkan kejahatan perang yang dilakukan, ketika gambar kuburan massal dan warga sipil yang dieksekusi tersebar di jalan-jalan muncul di Kota Bucha Ukraina di luar ibukota Ukraina. Kota pinggiran yang terletak di barat laut Kyiv dikuasai oleh pasukan Rusia dari 27 Februari hingga 31 Maret ketika pasukan ditarik dari daerah tersebut.
Bapa Suci membentangkan bendera bernoda perang dari kota kepada para hadirin dan mengecam peristiwa tragis itu.


“Kekejaman yang semakin menghebohkan (terjadi), bahkan terhadap warga sipil, wanita, dan anak-anak yang tak berdaya. Mereka adalah korban yang darah tak bersalahnya berteriak ke surga dan memohon.”
Pada Audiensi Umum yang sama, Paus Fransiskus sekali lagi mengecam serangan gencar itu, dan sekali lagi menyerukan agar perang Rusia di Ukraina diakhiri.


“Semoga perang ini berhenti! Semoga senjata terdiam. Berhenti menabur kematian dan kehancuran”
Menurut Asia News, Patriark Ekumenis Konstantinopel, Bartholomew I, berbicara kepada kaum muda di Fanar, markas besar Gereja Ortodoks Yunani, Jumat (8/4), di mana ia menekankan bahwa “dialog adalah satu-satunya cara untuk menghentikan perang di Ukraina.”


Laporan menunjukkan bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di luar Kyiv, dan di kota pelabuhan strategis Mariupol, jauh lebih besar daripada yang diketahui saat ini. **

Deborah Castellano Lubov (Vatican News)

Leave a Reply

Your email address will not be published.