Jangan Mudah Iri Hati

“Di mana ada rasa iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada penyebab kekacauan dan segala macam perbuatan jahat,” kata seorang bijaksana.

Bakpao – Foto: asset.kompas.com


Alkisah ada legenda kuno di China. Ada dua orang kakak beradik yang berbeda ibu. Sang kakak menanam pohon labu, yang dengan rajin ia pelihara hingga tumbuh menjadi besar.


Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah. Tabib istana mengatakan bahwa “labu kembar” dapat menyembuhkan penyakit raja. Karena itu, diadakan sayembara, “barangsiapa memiliki labu kembar dan bersedia menyerahkannya kepada raja, maka akan mendapat hadiah satu peti emas.”


Sang kakak segera memberitahukan kepada keluarganya perihal sayembara tersebut. Ia hendak turut serta dalam sayembara itu. Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota, sang ibu memanggil si adik ke dalam dapur.


“Ada dua potong kue, yang satu polos dan yang lainnya bergambar bunga. Berilah kepada kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya,” kata sang ibu.
Sang adik terkejut. Lalu ia bertanya, “Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?”


“Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku. Ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan satu peti emas itu. Biarlah dia memakan kue beracun ini,” jawab sang ibu.
Kemudian si adik membawa kue itu kepada kakaknya.


“Adikku, tunggu kakak ya. Kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untukmu dari kota. Uang emas hadiahnya untuk kita bersama,” kata sang kakak.


Sang adik terdiam, kemudian berkata pada kakaknya, “Kakak, ibu memberi kita berdua kue. Makanlah, tapi aku ingin kue yang bergambar bunga.” Setelah itu si adik dengan lahapnya memakan kue beracun itu.


Setelah kepergian kakaknya, sang adik berkata pada ibunya, “Ibu, kue beracun itu telah kumakan. Kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku.”


Ibunya memeluknya. “Anak bodoh, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu. Ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu,” kata ibunya.

Pentingnya Kolaborasi


Banyak orang sulit bersikap fair ketika menghadapi persaingan. Orang cenderung mengalahkan yang lain demi gengsi. Akibatnya, terjadi ketidakharmonisan dalam hidup. Bahkan hal seperti ini bisa terjadi di antara sesama saudara. Padahal kalau orang mau meraih kesuksesan yang sebesar-besarnya, orang mesti bersedia untuk berkolaborasi.


Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa mendukung satu sama lain dalam hidup ini. Sang ibu memberikan dukungan dengan caranya sendiri. Sementara sang adik ingin mengorbankan diri demi keberhasilan sang kakak. Ia yakin bahwa sang kakak tidak punya kesalahan. Dia tidak iri hati melihat sang kakak sukses dalam menanam labu yang dibutuhkan oleh rajanya untuk kesembuhannya.


Yang dibutuhkan dari kita adalah berani mengapresiasi keberhasilan orang lain. Kita tidak perlu iri hati, ketika orang lain berhasil dalam hidupnya. Mengapa? Karena iri hati itu membuat kita tidak kreatif dalam hidup. Kita hanya berpikir yang negatif tentang keberhasilan orang lain. Akibatnya, kita tidak mau berbuat apa-apa yang lebih spektakuler. Iri hati hanya menjerumuskan hidup kita ke dalam kegagalan demi kegagalan.


Mari kita tinggalkan iri hati. Kita ganti dengan berkreasi demi mencapai kemaslahatan bersama. Kita ganti cara hidup kita dengan berkolaborasi dengan orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan yang spektakuler. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih bermanfaat bagi diri dan orang lain. Selalu semangat. Salam sehat. Tuhan memberkati. **

Frans de Sales SCJ

Leave a Reply

Your email address will not be published.