Paus: Anak-anak Menderita Akibat Perang di Ukraina, Myanmar, dan Tanah Suci

Paus Fransiskus menegaskan bahwa anak-anak adalah korban yang paling menderita dalam perang, sebagaimana ia mengenang audiensi baru-baru ini dengan anak-anak Ukraina yang menderita luka bakar dan kehilangan kaki akibat 'kekejaman' perang.

“Anak-anak menderita… Anak-anak yang berperang menderita.”

Paus Fransiskus ingin menggarisbawahi hal ini pada akhir Audiensi Umum hari Rabu di Vatikan, dalam seruan terakhirnya untuk perdamaian ketika perang melanda dunia.

Dalam pidato penutupnya kepada para peziarah Italia, Paus mengatakan pikirannya tertuju pada Ukraina yang menjadi martir.

Peringatan untuk Korban Serangan Pesawat Tak Berawak Rusia di Ukraina (ANSA)

“Suatu hari,” kenangnya, “Saya menerima anak laki-laki dan perempuan yang menderita luka bakar, dan kehilangan kaki mereka dalam perang,” sambil merenung, “perang selalu kejam.”

“Anak-anak lelaki dan perempuan ini harus mulai berjalan, bergerak dengan tangan palsu… mereka telah kehilangan senyumannya,” keluhnya, sambil berkata, “Sangat buruk, sangat menyedihkan ketika seorang anak kehilangan senyumannya. Mari kita berdoa untuknya. anak-anak Ukraina.”

“Mari kita berdoa untuk anak-anak Ukraina”

Paus juga mendesak semua orang untuk tidak melupakan penderitaan besar yang dialami Palestina dan Israel, dan menyerukan, “biarkan perang berakhir,” sebelum mengingat penderitaan yang dialami Myanmar dan banyak negara lain yang sedang berperang.

Bapa Suci mendesak semua umat beriman untuk bergabung dengannya dalam memohon kedekatan dan kedamaian Tuhan kepada semua orang yang menderita, terutama anak-anak.

** Deborah Castellano Lubov

Diterjemahkan dari: Pope: Children suffer from wars in Ukraine, Myanmar, Holy Land

Baca juga: Bacaan Liturgi Kamis, 30 Mei 2024

One thought on “Paus: Anak-anak Menderita Akibat Perang di Ukraina, Myanmar, dan Tanah Suci

Leave a Reply

Your email address will not be published.