
Masih dalam suasana paskah, para imam, biarawan, biarawati se-Dekanat Palembang berkumpul dalam acara Paskah Bersama di Aula Xaverius Centrum Studiorum pada Selasa (20/05) lalu. Kegiatan ini diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Vikjen Yohanes Kristianto Pr dan didampingi oleh Dekan Dekanat Palembang, Romo Hyginus Gono Pratowo Pr dan provinsial SCJ, Romo Andreas Suparman SCJ.
Romo Vikjen mengajak para imam, biarawan dan biarawati untuk mencari makna yang sebenarnya dari peristiwa Paskah.
“Makna sebenarnya yakni kebangkitan Tuhan. Apa yang terjadi sebelumnya ada peristiwa kamis putih saat Yesus memberi amanat penting bagi komunitas para murid yang perlu disebarluaskan, yaitu cinta kasih,” ujarnya.
Kemudian ada peristiwa Paskah, makam kosong, dan penampakan Yesus yang membuat para murid menjadi segar. Para murid berkobar-kobar. Iman mereka tumbuh kembali. Mereka bersekutu kembali saling meneguhkan, semakin sehati sejiwa.

“Cerita mereka adalah Yesus sungguh telah bangkit. Yesus hidup dan ada bersama-sama kita. Paskah benar-benar dipahami sebagai momen untuk berkobar-kobar, untuk diperbaharui, dan untuk digerakkan,” kata Romo Vikjen.
Disadari atau tidak, Paskah 2025 diwarnai dengan 2 peristiwa besar: kematian Paus Fransiskus dan terpilihnya Paus Leo XIV melalui konklaf yang menjadi perhatian besar bukan hanya di kalangan umat Katolik, tapi di seluruh dunia.
Paus Leo XIV menyampaikan homili yang sekaligus menjadi pesan bagi seluruh gereja. Di awal kotbahnya ia mengatakan: ‘Damai bagimu!’ seperti yang dikatakan Yesus saat menampakkan diri pada para muridnya. Gereja harus sehati dan sejiwa dengan Yesus sendiri. Makna Paskah bagi kita supaya tidak hanya menjadi seremonial bagi kita. Gereja menjadi tanda kesatuan umat beriman. Saat ini terlalu banyak luka yang disebabkan oleh kebencian. Kita ingin beritahu pada dunia dengan rendah hati pandanglah Kristus. Di dalam Kristus, kita adalah satu. Inilah semangat misionaris yang harus digerakkan di setiap gereja.
Romo Vikjen juga menyinggung beberapa poin yang disampaikan dalam pertemuan antar paroki untuk menaruh perhatian pada kaderisasi, lingkungan, serta human trafficking.
“Lewat Paskah bersama ini kita diingatkan untuk membangun kesadaran: ayo kita bergerak bersama!” tutupnya.
**
Acara Paskah Bersama ini menjadi acara perdana di Dekanat Palembang. Ternyata, kelangsungan acara ini berawal dari obrolan sederhana di ruang makan antara Romo Gono dan Romo Liberto. Romo Gono menyatakan bahwa Romo Liberto mendesaknya untuk membuat acara bersama khusus bagi para imam, biarawan, dan biarawati se-Dekanat Palembang.
“Ketika Romo Liberto datang ke (Paroki) Santo Yoseph, beliau mengatakan ‘Mbok dibuat acara bersama biarawan biarawati’, dan itu setiap hari disampaikan. Maka daripada merepotkan saya, maka saya katakan: siapkan! Setelah itu, saya tidak diteror lagi,” katanya yang disambut gelak tawa.

“Semoga perayaan ini sungguh membawa sukacita dan semangat dalam hidup dan panggilan kita,” sambung Romo Gono.
Sesuai dengan tema acara tersebut, “Sungguh amat baik” (Kejadian 1:31), Romo Liberto selaku ketua panitia berharap agar perayaan ini menjadi berkat bagi para imam, biarawan, dan biarawati.
“Semoga perayaan ini juga menjadikan kita semakin bersaudara, sailing mengasihi, hidup rukun, dan menjadi tanda kesaksian kehadiran Kristus,” kata Romo Liberto.
Acara dilanjutkan dengan penampilan istimewa dari para novis dan postulan FCh, animasi bersama, berbagai macam permainan, dan pembagian doorprize.




** Maria Sylvista