“Belajar Bertobat”

“Jika mukjizat-mukjizat itu terjadi di tempat lain…” – Fr. April

Belajar Bertobat | Foto : Pinterest

Renungan Singkat – Matius 11:20-24

Dalam Injil hari ini, Yesus mengecam kota-kota yang telah menyaksikan banyak mukjizat namun tidak bertobat. Ia menyebut bahwa kota-kota kafir seperti Tirus, Sidon, bahkan Sodom akan lebih mudah menerima Kerajaan Allah seandainya mereka menerima mukjizat seperti yang telah dilihat oleh Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Ini menjadi peringatan keras bahwa melihat karya Tuhan bukan jaminan keselamatan, jika tidak disertai dengan pertobatan hati.

Kita bisa saja aktif dalam kegiatan rohani, rajin ikut perayaan Ekaristi, namun jika hati kita tetap keras, tidak berubah, maka kita pun seperti kota-kota itu: melihat terang tapi tetap memilih berjalan dalam gelap. Tuhan Yesus rindu pertobatan sejati, bukan hanya kekaguman atas mukjizat atau aktivitas rohani semata.

Santo Bonaventura, yang kita peringati hari ini, memberi contoh sebaliknya. Ia bukan hanya seorang teolog dan pemikir besar, tetapi juga seorang pribadi yang rendah hati dan membiarkan imannya menjiwai hidup sehari-hari. Sebagai Uskup dan Pujangga Gereja, ia tidak hanya memahami ajaran iman secara intelektual, tetapi juga hidup dalam pertobatan dan cinta yang mendalam kepada Kristus.

Seperti Bonaventura, kita dipanggil bukan hanya untuk tahu tentang Allah, tetapi untuk mengenal Dia secara pribadi-dalam hati yang mau berubah, bertobat, dan terus dibentuk oleh kasih-Nya.

Doa Singkat:
Tuhan, jangan biarkan hatiku menjadi keras seperti kota-kota yang Engkau kecam. Bukalah mataku agar melihat kebaikan-Mu dan tersentuh untuk bertobat. Semoga dengan teladan Santo Bonaventura, aku semakin mencintai-Mu dengan segenap akal budi dan hati. Amin.

Mari bermenung, Tuhan memberkati.

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.