1 Timotius 4:12–16; Mazmur 111:7–10;
Lukas 7:36–50; BcO: Hosea 13:1–16; (H)
Berharga di Mata Tuhan

Kisah Injil hari ini mengangkat cerita tentang seorang wanita yang dianggap berdosa. Cerita ini dimulai ketika seorang farisi bernama Simon mengundang Yesus untuk makan di rumahnya. Saat Yesus sedang duduk di meja, wanita tersebut datang dan menangis. Wanita itu berlutut dan meletakkan kepalanya pada kaki Yesus dan air matanya membasahi kaki Yesus, lalu ia mengusap dengan rambutnya. Selain itu, dia juga mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal. Tindakan ini mencerminkan sebuah ungkapan kasih yang mendalam dan pengakuan akan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Kisah ini membawa kita pada permenungan tentang rasa bersalah dan penyesalan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua memiliki masa lalu yang mungkin membuat kita merasa tidak layak untuk mendekat kepada Tuhan. Kadang kita merasa terasing dan berpikir bahwa dosa kita terlalu besar untuk diampuni. Namun, wanita dalam kisah ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dia datang dengan hati yang penuh penyesalan dan Yesus menerima kedatangannya dengan hati yang terbuka. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan selalu siap menanti kita, tidak peduli seberapa jauh kita tersesat.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mengalami penolakan atau penghakiman dari orang lain. Seperti Simon Farisi, kita mungkin dengan cepat menilai orang lain berdasarkan masa lalu mereka. Namun, Yesus mengajarkan kita untuk melihat melampaui kesalahan seseorang. Dia mengingatkan kita untuk mengasihi dan menerima satu sama lain tanpa syarat. Ketika kita belajar untuk melihat dengan mata kasih, kita memberikan ruang bagi pengampunan dan pemulihan. Ini adalah tantangan bagi kita untuk tidak terjebak dalam sikap menghakimi, tetapi untuk membuka hati dan menerima orang lain apa adanya.
Kisah wanita ini juga mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita memperlakukan orang lain di sekitar kita. Apakah kita cepat menghakimi, ataukah kita berusaha memahami dan mendukung mereka? kita diundang untuk menunjukkan kasih yang tulus kepada sesama. Wanita itu menunjukkan kasihnya kepada Yesus dengan cara yang sangat tulus. Dia tidak peduli dengan penilaian orang lain, yang penting baginya adalah mendekat kepada Tuhan dan menunjukkan rasa syukurnya. sehingga kita diingatkan bahwa pengampunan bukan hanya untuk diri kita, tetapi juga untuk kita bagikan. Maka mari kita berusaha untuk mengampuni seperti Tuhan mengampuni kita. Ini bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan bimbingan dan kasih Tuhan, kita dapat melakukannya. Dengan mengampuni, kita tidak hanya membebaskan orang lain, tetapi juga diri kita sendiri dari beban masa lalu.
Kisah ini adalah pengingat yang kuat bahwa kita semua berharga di mata Tuhan. Mari kita berusaha untuk lebih dekat kepada-Nya dan lebih mengasihi sesama. Dengan menunjukkan kasih dan pengampunan, kita dapat menjadi saluran kasih Tuhan di dunia ini. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita.
Fr. Falveus Gonsalves
Tingkat 4-Calon imam KAPal