Renungan Minggu, 19 Oktober 2025

Hari Minggu Biasa XXIX (Hari Minggu Misi)

Kel. 17:8-13; Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; 2Tim. 3:14 – 4:2; Luk. 18:1-8; BcO 2 Raj. 22:8,10-23:4,21-23; (H)

Penuh Pengharapan

Hidup dalam pengharapan | Foto: Pinterest

Saudara-saudari terkasih, ada seorang anak kecil yang sangat ingin bermain di waterboom. Setiap hari ia menyampaikan keinginannya kepada ibunya dengan penuh semangat. Namun, karena kesibukannya, sang ibu belum sempat mengabulkan permintaan itu. Meski begitu, anak kecil ini tidak pernah menyerah. Ia tetap percaya bahwa suatu hari ibunya akan memenuhi janjinya. Suatu sore, saat sang ibu pulang dengan wajah letih, anak kecil itu kembali mengutarakan keinginannya. Sang ibu menatapnya penuh kasih, lalu tersenyum dan berkata, “Baiklah, kita akan pergi bersama.” Akhirnya, keinginan itu terwujud, dan sukacita pun terpancar di wajah si kecil.
Kisah sederhana ini menyiratkan dua nilai hidup yang penting bagi kita orang beriman: kegigihan dan keyakinan.

Hari ini, melalui perumpamaan tentang hakim yang lalim dan seorang janda, Yesus mengajarkan kita untuk tidak pernah lelah berdoa dan terus berpengharapan. Janda itu terus-menerus datang memohon keadilan, meskipun berkali-kali ditolak. Karena kegigihannya, akhirnya sang hakim yang lalim pun luluh dan membela haknya. Ketekunan janda ini menjadi gambaran iman yang tidak menyerah, iman yang percaya bahwa keadilan akan datang pada waktunya.

Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa setiap usaha yang disertai ketekunan dan keyakinan akan berbuah sukacita. Jika keteguhan hati seorang janda mampu menyentuh hakim yang tidak takut akan Allah, apalagi kita yang berdoa kepada Allah yang penuh kasih dan keadilan. Tuhan tidak pernah tuli terhadap doa kita. Ia selalu mendengar, meskipun jawaban-Nya mungkin tidak segera datang. Ia bekerja dalam waktu dan cara-Nya yang terbaik bagi kita. Tugas kita adalah berdoa tanpa jemu, dengan hati yang percaya dan pengharapan yang teguh.

Saudara-saudari terkasih, di Tahun Yubileum ini, kita semua — para peziarah pengharapan — diajak untuk terus menyalakan api iman di dalam hati. Iman yang bernyala adalah tanda bahwa harapan kita tidak pernah padam. Pada akhir sabda-Nya, Yesus bertanya, “Jika Anak Manusia datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Pertanyaan ini menjadi cermin bagi kita: apakah kita tetap setia dan percaya, bahkan di tengah kesulitan?
Semoga saat Kristus datang kembali, Ia mendapati kita sebagai pribadi yang hidup dalam iman, penuh harapan, dan tak henti menabur kebaikan.
Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Fr. Felix Widicahyadi

(Tingkat 6)

Leave a Reply

Your email address will not be published.