Renungan Harian Senin, 20 Oktober 2025

Rm. 4:20-25; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 12: 13-21; BcO Nah. 1:1-8; 3:1-7,12-15a; (H)

Jangan Tamak

Ketamakan akan menenggelamkan | Foto: Pinterest

Saudara-saudari terkasih, Injil hari ini mengisahkan perumpamaan tentang “Orang Kaya yang Bodoh.” Yesus menggambarkan seorang kaya yang hanya memikirkan harta dan kenikmatan duniawi. Ia sibuk menimbun hasil panennya, membangun lumbung yang lebih besar, dan berkata pada dirinya sendiri, “Bersukacitalah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah!” Namun pada malam itu juga, Allah berkata kepadanya, “Hai orang bodoh, malam ini juga jiwamu akan diambil darimu.”
Orang kaya itu lupa bahwa hidup bukan tentang berapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita menggunakan apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Yesus memberi peringatan tegas: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.”
Ketamakan adalah jebakan yang halus tetapi mematikan. Ia membuat kita merasa tidak pernah cukup, menutup hati dari sesama, dan perlahan menjauhkan kita dari Allah. Harta duniawi yang kita kejar dengan penuh semangat bisa berbalik menjadi beban yang mengikat, jika tidak digunakan untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.

Saudara-saudari, hidup bukanlah tentang menimbun harta, tetapi tentang membagikan berkat. Banyak orang rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan hubungan demi mengejar kekayaan dan kenyamanan dunia. Tanpa disadari, mereka kehilangan kedamaian, kehilangan relasi dengan Tuhan, dan kehilangan makna sejati dari hidup. Kita perlu berhenti sejenak dan bertanya: Apakah aku menimbun harta untuk diriku sendiri, atau aku sedang membangun kekayaan rohani untuk kehidupan kekal?

Marilah kita merenungkan kembali prioritas hidup kita. Jangan biarkan ketamakan menguasai hati dan pikiran kita. Sebaliknya, hiduplah dengan rasa syukur dan kemurahan hati. Gunakan setiap berkat yang Tuhan percayakan—entah harta, waktu, maupun talenta—untuk menjadi saluran kasih bagi sesama. Sebab, pada akhirnya hidup sejati kita tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki, tetapi oleh Siapa yang kita miliki, yakni Yesus Kristus, sumber segala berkat dan kehidupan kekal.
Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Fr. Romualdus Dwi Saputra

Tingkat 2

Leave a Reply

Your email address will not be published.