Rm. 6:19-23; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 12:49-53; BcO Hab. 2:5-20; (H)
Setia dalam Iman

Saudara-saudari terkasih, dalam bacaan Injil hari ini Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan betapa Aku rindu api itu telah menyala!” Yesus juga mengatakan bahwa Ia harus menerima suatu baptisan, dan hal itu akan membawa penderitaan bagi-Nya sampai semuanya terlaksana.
Banyak orang berharap kehadiran Yesus membawa kedamaian dan ketenangan. Namun, Yesus datang bukan hanya untuk memberikan kenyamanan, melainkan juga untuk menyalakan api pembaruan dan semangat hidup baru dalam diri manusia. Ada dua hal yang dapat kita renungkan hari ini, yakni pembaruan dan kesetiaan.
Api yang Yesus maksud bukanlah api yang membinasakan, tetapi api kasih dan semangat Injil yang mengubah hati manusia. Api itu membakar dosa dan membersihkan hati kita agar hidup kita diperbarui sesuai kehendak Allah. Melalui api kasih ini, kita diajak untuk mempersembahkan diri demi keselamatan jiwa dan menjadi pribadi yang layak di hadapan Tuhan.
Menjadi pengikut Yesus tidak selalu mudah. Terkadang kita menghadapi lingkungan yang kurang mendukung, bahkan mungkin mengalami pertentangan atau perpecahan karena iman kita. Namun, di tengah semua itu kita dipanggil untuk tetap setia kepada-Nya. Kesetiaan dalam iman hanya mungkin terpelihara bila kita memiliki hubungan yang mendalam dengan Yesus dan selalu bersandar pada-Nya.
Dua hal ini — pembaruan dan kesetiaan — menjadi pengingat bahwa jalan mengikuti Yesus tidak selalu rata dan mudah. Akan ada tantangan dan pengorbanan, tetapi di balik semua itu tersimpan sukacita dan pembaruan hidup sejati. Yesus menghendaki agar kita siap memikul konsekuensi dari pilihan kita untuk menjadi murid-Nya. Dengan bimbingan Roh Kudus, semoga kita selalu dimampukan untuk tetap setia dalam iman, terutama ketika menghadapi berbagai cobaan hidup. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Foto: Pinterest
**Fr. Ritma Agustio
Tingkat 1
