Rm 7:18-25a; Mzm 119:66,68,76,77,93.94; Luk. 12:54-59; BcO Yer. 22:10-30; (H)
Diutus dengan Keterbatasan

Saudara-saudari terkasih, hari ini penginjil Lukas mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang memberi kuasa dan kekuatan kepada para murid, lalu mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah, mengusir setan, dan menyembuhkan orang sakit. Para murid yang diutus ini bukanlah orang hebat atau berkuasa. Mereka hanyalah manusia biasa, dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.
Yesus tentu memiliki alasan mengapa Ia memilih dan mengutus mereka yang sederhana. Ia ingin agar para murid sadar bahwa menjadi pelayan Tuhan tidak bergantung pada kemampuan diri atau fasilitas, melainkan hanya pada kekuatan Kristus sendiri. Dalam perjalanan perutusan itu, para murid pasti menghadapi berbagai tantangan—ada yang menerima mereka dengan sukacita, tetapi ada pula yang menolak. Karena itu, Yesus menuntut kesiapsediaan hati untuk tetap setia dan siap menanggung segala konsekuensi dari tugas perutusan itu.
Perutusan para murid dua ribu tahun lalu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perutusan kita sekarang. Hanya bentuk dan tantangannya saja yang berubah. Kita, para murid Kristus masa kini, juga dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah lewat hal-hal sederhana: setia mengikuti Perayaan Ekaristi, terlibat aktif dalam kegiatan Gereja, dan peduli terhadap sesama yang menderita. Seperti yang diingatkan Paus Leo XIII dalam seruannya Dilexit Te, kasih kepada Allah harus diwujudkan dalam perhatian nyata terhadap mereka yang lemah dan membutuhkan.
Perutusan ini berlaku bagi setiap orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Melalui pelayanan, kita tidak hanya menolong sesama, tetapi juga semakin didekatkan dengan Kristus sendiri. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan dari kita; Ia justru melengkapi segala keterbatasan kita. Ia tidak mengutus orang yang sempurna, tetapi menyempurnakan orang yang diutus-Nya. Maka, marilah kita meneladani para murid awal yang dengan hati siap sedia menerima perutusan, setia, dan bertanggung jawab dalam melaksanakannya. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.
**Fr. Ignasius seda
Tingkat 1
Foto: Pinterest
