Paus kepada COP30: “Jika ingin membangun perdamaian, rawatlah ciptaan”

Dalam pesan yang disampaikan oleh Kardinal Pietro Parolin pada Konferensi Iklim PBB (COP30) di Belém, Brasil, Paus Leo XIV menyerukan tindakan nyata dan mendesak untuk melindungi bumi, sekaligus mengajak seluruh umat manusia pada pertobatan ekologis yang berakar pada tanggung jawab, keadilan, dan solidaritas.

Paus Leo XIV dan panggilannya untuk keberanian

Paus Leo XIV, yang terpilih pada tahun 2024 sebagai penerus Paus Fransiskus, dikenal karena komitmennya terhadap perdamaian, dialog antaragama, dan pelestarian lingkungan. Dalam pesan yang dibacakan oleh Kardinal Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, Paus mengingatkan para pemimpin dunia bahwa perdamaian dan kelestarian ciptaan tidak dapat dipisahkan.

“Jika kalian ingin menumbuhkan perdamaian, rawatlah ciptaan,” demikian pesan Bapa Suci.

Menurutnya, kepedulian terhadap rumah bersama bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga jalan menuju perdamaian yang sejati dan berkelanjutan.

Perdamaian dan ciptaan saling terkait

Paus Leo XIV menegaskan bahwa ancaman terhadap perdamaian tidak hanya datang dari perang dan konflik bersenjata, tetapi juga dari perusakan alam, penjarahan sumber daya, dan kemerosotan kualitas hidup akibat perubahan iklim.

“Semua tantangan ini mengancam kehidupan di bumi,” tulisnya, “dan karena itu membutuhkan kerja sama internasional yang berpijak pada penghormatan terhadap kesucian hidup, martabat manusia, dan kebaikan bersama.”

Ia berharap konferensi di Belém menjadi tanda harapan di tengah dunia yang “terbakar” baik oleh panas global maupun oleh perang yang tiada henti.

Krisis ekologis adalah masalah moral

Mengutip Paus Yohanes Paulus II, Paus Leo menegaskan kembali bahwa krisis ekologis adalah isu moral yang menuntut solidaritas baru antarbangsa. Negara-negara, katanya, harus saling berbagi tanggung jawab dalam memelihara lingkungan alam dan sosial yang damai serta sehat.

Ia mengingatkan bahwa mereka yang paling miskin dan rentan adalah pihak pertama yang menanggung dampak perubahan iklim, deforestasi, dan polusi. Maka, menjaga ciptaan adalah tindakan kemanusiaan dan solidaritas nyata.

“Kita harus mengubah kata dan refleksi menjadi pilihan serta tindakan yang didasarkan pada tanggung jawab, keadilan, dan keseimbangan,” tegasnya.

Dari kata menuju tindakan

Paus Leo XIV menyoroti bahwa sejak Perjanjian Paris tahun 2015, perjalanan menuju pemenuhan komitmen iklim masih panjang dan kompleks. Ia mendesak negara-negara untuk mempercepat implementasi Perjanjian Paris dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dengan keberanian baru.

Menandai sepuluh tahun ensiklik Laudato si’ karya Paus Fransiskus, Paus Leo mengingatkan kembali bahwa iklim adalah kebaikan bersama yang dimiliki dan ditujukan bagi semua orang.

“Semoga semua peserta COP30 berani memeluk pertobatan ekologis ini dalam pikiran dan tindakan, dengan selalu mengingat wajah manusia di balik krisis iklim,” ujarnya.

Visi baru dalam bidang keuangan global

Dalam bagian lain pesannya, Paus Leo menyerukan perlunya arsitektur keuangan internasional yang berpusat pada manusia, agar semua negara—terutama yang miskin dan paling rentan terhadap bencana iklim—dapat melindungi martabat warganya dan mencapai potensi pembangunan berkelanjutan.

Ia juga menyinggung pentingnya pengakuan akan keterkaitan antara utang ekologis dan utang luar negeri, serta perlunya pendidikan tentang ekologi integral, agar setiap orang memahami bagaimana pilihan sehari-hari—baik pribadi, keluarga, maupun politik—membentuk masa depan umat manusia.

Komitmen bagi masa depan bumi

Mengakhiri pesannya, Paus Leo XIV mengajak seluruh peserta COP30 untuk menjaga dan merawat ciptaan yang telah dipercayakan Allah kepada manusia, demi membangun dunia yang damai.

Ia menyampaikan doa agar seluruh keputusan dalam konferensi ini benar-benar berpihak pada kebaikan bersama dan masa depan umat manusia.

“Semoga pertobatan ekologis ini menginspirasi lahirnya solidaritas baru yang melindungi sekaligus ciptaan dan martabat manusia,” tutup Paus Leo XIV.

**Linda Bordoni 

Foto: Vatican media

Diterjemahkan dan disadur kembali oleh Fr. Bednadetus Aprilyanto dari: https://www.vaticannews.va

Leave a Reply

Your email address will not be published.