Pelatihan Fasilitator KBG KAPal: Jadilah Fasilitator Kitab Suci yang Baik

Menutup Tahun Arah Dasar III, Tahun Komunitas Basis Gerejani (KBG), Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi Keuskupan Agung Palembang mengadakan pelatihan bagi 62 Fasilitator KBG dari berbagai paroki dan utusan dekanat di wilayah Keuskupan Agung Palembang yang diselenggarakan pada 21-23 November 2025 di Wismalat Podomoro Banyuasin. Hadir sebagai narasumber dalam pelatihan ini adalah Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Pangkalpinang dan Direktur Bible Center Batam, Romo Yonas Manue Hunu SVD.

Memasuki hari kedua, Sabtu (22/11/2025) peserta diajak mendalami materi tentang panggilan menjadi fasilitator Kitab Suci, metode sharing Teks, Amanat, Tanggapan (TAT), metode sharing penokohan, dan metode sharing amos.

Mengawali materinya, Romo Yonas menegaskan bahwa seorang fasilitator dalam Kitab Suci berbeda dengan fasilitator dalam bidang lainnya. Seorang fasilitator Kitab Suci bertugas memfasilitasi peserta untuk memahami Sabda Allah dalam Kitab Suci, maka menurutnya, seorang fasilitator harus mencintai Kitab Suci dan hatinya terus berkobar-kobar terhadap Kitab Suci.

Para fasilitator dan animator KBG sedang mengikuti pelatihan di Wismalat Podomoro | Foto: Komsos KAPal

Lebih lanjut, imam Serikat Sabda Allah ini mengajak mereka belajar dari Santo Agustinus tentang pentingnya mendengarkan dengan hati sebagai salah satu keutamaan yang harus dimiliki oleh para fasilitator. “Sharing Kitab Suci berkaitan dengan pengalaman hidup seorang yang diterangi oleh Sabda Allah, maka seorang fasilitator perlu memiliki telinga yang siap mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa prasangka dan penilaian,” jelasnya.

Romo Yonas juga menambahkan bahwa Sabda Allah hanya dapat dipahami apabila kita diterangi oleh Roh Kudus. “Mempercayai Roh Kudus bukan berarti pasif dan tidak mempersiapkan tugas sebagai fasilitator Kitab Suci, sebaliknya mempersiapkan tugas dengan baik adalah tanda seorang fasilitator memercayai kuasa Roh Kudus,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa seorang fasilitator Kitab Suci hendaknya perlahan-lahan hidup selaras dengan Sabda Allah (kredibel) dan kredibilitas seorang fasilitator terletak pada kata-kata yang keluar dari mulutnya dengan teladan hidupnya. “Menjadi fasilitator adalah sebuah kesaksian dan fasilitator adalah saksi. Peran sebagai fasilitator tidak hanya menuntun orang untuk dekat dengan Allah melalui kata-katanya tetapi juga dengan seluruh kesaksian hidupnya,” tegas Romo Yonas.

Para fasilitator dan animator KBG mengikuti pelatihan bersama Romo Yonas. | Foto: Komsos KAPal

Dalam materinya imam yang pernah berpastoral di Kalimantan ini mengatakan, “Fasilitator Kitab Suci adalah orang yang mengatur alur  sharing agar berjalan dengan lancar dan mudah, serta menuntun peserta untuk memahami Sabda Allah dengan cara yang sederhana. Sharing Kitab Suci harus mudah dan sederhana karena bukan kelas homelitik dan tafsir Kitab Suci, melainkan membagikan pengalaman tentang Sabda Allah yang berbicara dalam hidupku,” terangnya.

Selain mendengarkan materi, peserta pelatihan juga diajak untuk belajar dalam kelompok dengan praktek sharing dan praktek metode pendalaman Kitab Suci. Pelatihan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab, evaluasi dan rencana tindak lanjut kerasulan Kitab Suci di masing-masing dekanat.

Rangkaian penutupan Tahun ARDAS 2025, Tahun Komunitas Basis Gerejani diakhiri dengan Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Santa Maria yang dipimpin Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Minggu 23 November 2025 pukul 07.00 WIB. Usai Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan Bazar Iman dan Kitab Suci.

**B. Endah Tri L (Kontributor Palembang)

Leave a Reply

Your email address will not be published.