Yes 11:1-10; Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Luk 10:21-24; BcO Yes. 2:6-22; 4:2-6

“Damai yang Bertumbuh dari Hati yang Sederhana”
Saudara saudari yang terkasih, saat ini kita sudah memasuki masa Adven, yaitu masa penantian kelahiran Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus. Nabi Yesaya menubuatkan tentang kedatangan seorang raja yang adil dan penuh damai: “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah” (Yes 11:1). Gambaran ini menunjukkan bahwa Allah mampu menumbuhkan kehidupan baru dari sesuatu yang tampaknya mati dan tak berguna. Tunggul adalah sisa dari pohon yang telah ditebang sebagai lambang kemandulan dan kegagalan. Namun dari tunggul itu, Allah menumbuhkan tunas kehidupan, yaitu Mesias, Sang Juru Selamat. Dalam diri Yesus, janji keselamatan Allah kepada umat manusia mencapai kepenuhannya.
Tunas yang tumbuh dari tunggul Isai melambangkan pengharapan baru yang lahir dari ketaatan dan kerendahan hati. Kristus datang bukan dengan kuasa pedang, tetapi dengan kelembutan Roh Tuhan: Roh kebijaksanaan, pengertian, nasihat, dan takut akan Tuhan. Dialah Raja yang menegakkan keadilan dan membawa damai bagi manusia dan seluruh ciptaan. Hal ini digambarkan dengan serigala yang akan tinggal bersama anak domba, dan seorang anak kecil akan menggiring mereka (Yes 11:6). Dalam hal inilah kita menemukan bahwa damai sejati itu tidak lahir dari kekuatan duniawi, melainkan dari hati yang hidup dalam kehendak Allah.
Sementara itu, Injil hari ini menegaskan kepada kita bahwa rahasia Kerajaan Allah hanya dapat dimengerti oleh hati yang sederhana. Yesus bersukacita dalam Roh Kudus dan memuji Bapa yang menyatakan misteri-Nya bukan kepada orang pandai, tetapi kepada orang kecil. Di sini kita melihat bahwa kunci untuk memahami karya keselamatan Allah bukanlah kepandaian atau kedudukan, melainkan kerendahan hati dan keterbukaan hati. Orang kecil tidak menuntut banyak penjelasan, melainkan percaya dan menerima kasih Allah dengan penuh syukur. Yesus adalah tunas yang tumbuh dari tunggul Isai, dan tunas itu akan terus hidup di dalam hati setiap orang yang rendah hati dan terbuka pada Roh Kudus. Sebab ketika kita mau menjadi “orang kecil” di hadapan Allah, kita pun menjadi bagian dari damai Mesias yang diramalkan oleh Yesaya. Maka dari itu mesti disadari bahwa di tengah dunia yang keras dan penuh persaingan, Allah mengundang kita untuk membiarkan damai itu tumbuh dalam hati kita, yaitu damai yang tidak berasal dari dunia, tetapi dari Roh Tuhan sendiri.
Saudara saudari yang terkasih, hidup kita sering kali tampak seperti tunggul: terbatas, gagal, atau penuh luka. Tunas baru akan tumbuh hanya jika dengan rendah hati kita membuka diri, dan percaya pada penyeenggaraaanNya. Damai dan sukacita sejati lahir dari hati yang pasrah dan percaya pada Allah. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi pribadi yang terbuka, rendah hati dan percaya, agar rahmat Kerajaan Allah sungguh bertumbuh dalam diri kita dan berbuah bagi dunia di sekitar kita. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.
**Fr. Petrus Bagul–Tingkat 4
Foto: Pinterest
