Orang Katolik Cek Khodam, Tarot, Zodiak, dan Baca Garis Tangan, Bolehkah?

Cek khodam, kartu tarot, atau ramalan-ramalan lainnya bolehkah sebagai Katolik kita memercayainya?

Di berbagai media sosial, banyak berseliweran cek khodam, ramalan kartu tarot, dan ramalan-ramalan lain yang sejenis dengan itu. Tidak dapat dipungkiri, bisa saja kita ikut-ikutan trend ini. Tapi, apakah boleh seorang Katolik percaya dengan semua itu? Kita akan melihatnya dari ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja.

Kitab Ulangan mengatakan dengan jelas, bahwa kita tidak boleh menjadi petenung atau dukun, peramal, penelaah, penyihir, pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah, yang boleh dikatakan semacam mediator untuk komunikasi dengan arwah.

Tarot | Foto: Pinterest

“Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.”

Ulangan (18:10-11)

Kitab Ulangan mengatakan kalau percaya akan ramalan or something like that adalah kekejian bagi Tuhan. Dia tidak mengizinkan umat-Nya berbuat demikian.

“Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan Tuhan, Allahmu, melakukan yang demikian.”

(Ulangan 18:14)

Kira-kira apa alasan Tuhan Allah kita melalui Alkitab melarang kita memercayai hal-hal seperti ini?

Kita dapat menemukan penjelasannya dalam Katekismus Gereja Katolik, yang mengatakan kalau tindakan yang seolah-olah dapat membuka tabir masa depan, termasuk yang tadi tarot, ramalan zodiak, membaca garis tangan, dan lain sebagainya bertentangan rasa hormat, respect, dan kasih yang harusnya hanya kita berikan kepada Allah.

“Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat “membuka tabir” masa depan Bdk. Ul 18:10; Yer 29:8. Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah.”

(KGK 2116)

Jadi flashback perintah Tuhan Yesus yang bilang kalau perintah yang terutama dan pertama adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan budi.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Ini adalah perintah yang terutama dan yang pertama.”

(Matius 22:37-38)

Nah, segala jenis ramalan bertentangan dengan hukum ini. Kok bisa? Karena dengan membuka tabir masa depan, semua yang masih tersembuyi, secara tidak langsung manusia tidak percaya akan rencana dan pemeliharaan Allah.

Bahayanya lagi, lama-lama jadi ketergantungan dan bisa saja menjadikan ramalan-ramalan itu berhala yang malah kita imani. Ini melanggar perintah Allah yang pertama.

“Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu”

Simpulannya: jadi, apakah kita, orang Katolik boleh percaya pada cek khodam, ramalan kartu tarot, zodiak, dan sejenisnya? Tidak ya, guys. Karena dengan seolah-olah membuka tabir masa depan, kita melanggar perintah Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam Alkitab dan dengan demikian juga melanggar ajaran Gereja Katolik.

Kalau sudah terlanjur, bahkan terjebak pada yang lebih dalam misalnya ilmu santet, susuk, dan ilmu hitam lainnya yang pastinya mengganggu hidupmu, yuk temui pastor parokimu, akui kesalahanmu, dan minta tuntunan untuk kembali ke jalan yang benar.

Thank you for watching and God bless you!

Leave a Reply

Your email address will not be published.