PW SP Maria Dipersembahkan Kepada Allah
1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-12a,12bcd; Luk. 19:45-48; BcO Yeh. 28:1-19; (P)

Berani Menyuarakan Kebenaran
Saudara-saudari terkasih, melalui Injil hari ini kita mendengar bagimana Yesus dengan keras mengusir para pedagang yang berjualan di Bait Allah. Ia hendak menegaskan bahwa bait Allah seharusnya menjadi tempat berdoa dan beribadah, bukan tempat untuk mencari keuntungan (bdk. Yer 7:11; Yes 56:7), sekaligus menjadi kritik terhadap komersialisasi agama dan penyalahgunaan Bait Allah yang tidak sesuai dengan fungsi utamanya.
Dari sikap dan tindakan Yesus ini kita dapat belajar bahwa kita perlu bertindak menyuarakan kebenaran ketika dihadapkan kekeliruan dan kesalahan. Kita diajak untuk menjadi orang yang peka terhadap situasi, memiliki prioritas nilai dan moral serta mampu meluruskan yang bengkok dan membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa. Tanpa kita sadari, ketika dihadapkan pada kekeliruan di tengah lingkungan kita, kerap kali kita menjadi orang yang buta terhadap situasi, bersikap cuek dan acuh-tak acuh, tak mau repot, dan merasa bukan urusan saya.
Sebagai pengikut Kristus kita dituntut aktif menyuarakan kebenaran. Kebenaran adalah nilai moral yang penting dalam membangun masyarakat yang beradab. Ketika kebenaran ditegakkan hidup bersama akan menjadi lebih harmonis dan damai. Barangkali sekedar menegur seorang gembala yang kurang setia dalam pelayanan, menegur tetangga yang rumahnya selalu dijadikan sebagai tempat judi, atau contoh tindakan yang lain, bukanlah sesuatu pekerjaan yang berat, namun kadang enggan kita lakukan. Ingat, bantuan meski kecil sangatlah berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita juga memperingati St. Maria Dipersembahkan kepada Allah oleh orang tuanya St. Yoakim dan St. Anna. Perayaan ini mengingatkan kita tentang pentingnya pengabdian dan ketaatan kepada Tuhan serta kesetiaan untuk melaksanakan kehendakNya seperti yang dilakukan oleh Maria dan orangtua-Nya.
Ketaatan kepada Tuhan memberi kekuatan bagi kita untuk berani menyuarakan kebenaran seperti yang dilakukan oleh Yesus. Mengapa demikian? Sebab Ia tahu prioritas utama perutusannya adalah melakukan kehendak BapaNya, Sang Sumber Kebenaran Sejati. Kita tak akan takut menyuarakannya sebab kita yakin kuasa Tuhan menyertai kita, bahkan ketika reaksi negatif menerpa langkah kita. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
**Fr. Irvantinus Handrian – Tingkat 2
Foto: Pinterest
