“Bapa Paus Fransiskus dalam ensikliknya Gaudate et Exultate menyatakan bahwa dunia membutuhkan hati yang terbuka, bukan sekadar pikiran yang cerdas.”
Demikian diungkapkan oleh Sr. M. Levita, FSGM dalam presentasinya dihadapan peserta Workshop Tim Bina Lanjut FKPR, pada Rabu (19/11/2025). Workshop dengan tema Mengasah Kecerdasan Hati dalam Arus Kecerdasan Buatan dalam Terang Dokumen Dilexit Nos dan Antiqua et Nova yang diselenggarakan di Rumah Retret Giri Nugraha Km. 7 Palembang dan berlangsung selama 3 hari pada Senin-Kamis, 17-20 November 2025 ini diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari imam diosesan dan biarawan-biarawati dari berbagai kongregasi.

Lebih lanjut, Sr. Levita FSGM yang menyajikan materi berjudul Membahas Kecerdasan Hati: Inti Kehidupan Religius dan Praktik Mengasah Kecerdasan Hati dalam Membangun Komunitas Di Era Digital dalam paparannya menegaskan bahwa kecerdasan hati adalah inti hidup religius, karena di sanalah Allah berdiam dan berbicara. “Tanpa hati yang cerdas, religius mungkin sibuk melayani; tetapi dengan hati yang cerdas, religius sungguh menjadi saksi kasih Allah yang hidup,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mengakhiri presentasinya ia pun menawarkan formula kecerdasan hati yang harus dimiliki oleh seorang religius, yakni Be Healthy, Be Happy, Be Holy, Be Lovely. “Mari kita menjadi religius yang mampu mencintai tanpa kehilangan keseimbangan dan melayani tanpa kehilangan kedalaman doa,” ajaknya.
**Diakon Fransiskus Dedy Saputra SCJ (Kontributor Palembang)
Foto: Komsos KAPal dan PubDok Charitas
