Vikjen KAPal Pimpin Misa Pembuka Pelatihan Fasilitator KBG: Hidupi Semangat Gereja Perdana

“Meskipun Tahun KBG telah berakhir, semangat untuk membicarakan, menghayati, dan menghidupinya seharusnya semakin berkobar, tidak berhenti hanya pada rangkaian perayaan.”

Demikian disampaikan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Palembang, Romo Yohanes Kristianto dalam pengantarnya saat memimpin Perayaan Ekaristi Pembuka Pelatihan Fasilitator Komunitas Basis Gereja (KBG) Keuskupan Agung Palembang pada Jumat (21/11/2025) petang, di Kapel Wismalat Podomoro, Banyuasin. Turut hadir sebagai konselebran dalam kegiatan yang diikuti oleh 62 fasilitator dari berbagai paroki dan dekanat ini adalah Ketua Komisi Kitab Suci, Kateketik, dan Liturgi KAPal, Romo Agustinus Giman; Pengurus LBI dan Direktur Bible Center Batam, Romo Yonas Manue Hunu SVD; dan Romo Aloysius Alberti Danier.

Vikjen KAPal, Romo Yohanes Kristianto memimpin Perayaan Ekaristi didampingi oleh Romo Agustinus Giman,
Romo Yonas Manue Hunu SVD, dan Romo Aloysius Alberti Danier.

Dalam Ekaristi yang menjadi rangkaian penutup Tahun Arah Dasar (Ardas) III Keuskupan Agung Palembang, Tahun Komunitas Basis Gerejani (KBG) ini, Romo Kristianto juga menjelaskan bahwa memasuki Tahun Liturgi yang baru, Keuskupan Agung Palembang akan memulai Tahun Ardas IV sebagai Tahun Devosional. Menurutnya, KBG didorong untuk semakin memperdalam makna devosi. Devosi bukan hanya praktik spiritual individual, tetapi perlu dihayati dalam konteks hidup bersama sebagai komunitas basis.

“Dengan memasukkan unsur devosi ke dalam dinamika KBG, hal ini akan semakin memperkaya pemaknaan dan menjadikan KBG bukan hanya program pastoral, tetapi menjadi roh yang terus menghidupi kehidupan menggereja umat,” ungkapnya.

Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Palembang, Romo Yohanes Kristianto.

Dalam homilinya, imam yang pernah berkarya di Paroki Baturaja ini mengajak umat untuk melihat kembali prinsip Ecclesia Semper Reformanda, yakni Gereja yang selalu dipanggil untuk memperbaharui diri. Gereja tidak boleh statis, tetapi harus terus bertumbuh tanpa meninggalkan dasar utamanya: semangat Gereja perdana. Ia mengingatkan bahwa jemaat perdana hidup dalam persekutuan yang sehati-sejiwa, saling meneguhkan, dan memastikan tidak ada seorang pun yang dibiarkan menderita atau tersisih. Inilah semangat yang harus terus dihidupi melalui KBG.

Lebih lanjut, ia menyoroti dua sikap yang dapat menghambat perkembangan Gereja, yakni apatis dan pesimis. Apatis membuat umat kehilangan api iman, sementara pesimis melemahkan komitmen untuk bertumbuh. ‘Semakin banyak dijumpai di kalangan kaum muda yang tidak lagi menemukan makna mendalam dalam mengikuti perayaan liturgi. Situasi ini menjadi tantangan pastoral yang harus dihadapi Gereja dengan serius,” tegasnya.

Romo Kristianto mengungkapkan peran penting KBG dalam membantu umat menemukan kembali nilai-nilai dasar kekristenan. “Melalui komunitas kecil yang saling menopang dan saling mengenal, setiap orang diajak menghidupi iman secara lebih personal sekaligus komunal. KBG diharapkan menjadi ruang pembinaan iman yang hidup, hangat, dan membangkitkan kembali rasa memiliki terhadap Gereja,” terangnya.

Mengakhiri homilinya, Romo Kristianto menyampaikan harapan agar penutupan Tahun KBG 2025 bukan menjadi akhir dari sebuah gerakan, melainkan awal dari semangat baru. “Semoga seluruh umat semakin bertumbuh dalam iman, memperkuat persekutuan, serta terus menghidupi semangat Gereja perdana melalui KBG yang semakin dinamis dan relevan dalam kehidupan beriman umat Katolik masa kini,” pungkasnya.

Perwakilan dari paroki-paroki Keuskupan Agung Palembang yang akan mengikuti pelatihan fasilitator KBG di Wismalat Podomoro.

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.