Renungan Minggu, 23 November 2025

Minggu Biasa XXXIV (Hari Orang Muda Sedunia)

HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM

2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43. BcO Dan. 7:1-27 atau Why. 1:4-6,10,12-18; 2:26,28; 3:5,12,20-21; (P)

Kristus Raja Semesta Alam

Raja Semesta Alam

Saudara-saudari terkasih, hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, perayaan ini hendak mengajak kita untuk melihat arti sejati dari sebuah kerajaan. Bacaan pertama memperlihatkan Daud yang diurapi oleh tua-tua Israel menjadi raja bagi seluruh suku Israel. Dia adalah raja yang gagah perkasa, memimpin bangsa, dan tinggal di istana. Inilah gambaran raja menurut dunia, berkuasa, punya warga dan wilayah, dihormati, dan penuh kemuliaan.

Namun, gambaran yang sama sekali berbeda digambarkan dalam Injil hari ini. Yesus Sang Raja Semesta Alam ditemukan bukan di atas singgasana emas, melainkan di atas kayu salib yang hina dan penuh penderitaan. Dia diejek oleh banyak orang, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Raja orang Yahudi!” Mereka ingin melihat kuasa-Nya dinyatakan dengan cara spektakuler, turun dari salib dan mengalahkan musuh-musuh-Nya. Tetapi Yesus memilih jalan yang lain.

Justru di saat itulah, seorang penjahat yang disalib di sebelah-Nya, melihat kemuliaan yang tersembunyi. Ia berkata, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Yesus pun menjawab dengan penuh wibawa dan memberi  jaminan hidup kekal bahwa hari ini juga ia akan ada bersamaNya di dalam Firdaus. Inilah wujud kerajaan Yesus, kerajaan belas kasih, pengampunan, dan keselamatan yang ditawarkan bahkan kepada orang yang paling berdosa sekalipun.

Lalu, apa artinya bagi kita? Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose menjelaskan dengan sangat dalam tentang Yesus yang tersalib itu bukanlah seorang pecundang. Dia adalah Gambar Allah yang tidak kelihatan. Segala sesuatu di dunia dan di surga diciptakan oleh-Nya dan untuk-Nya. Dan melalui darah-Nya yang dicurahkan di Salib, adalah cara-Nya yang mulia untuk mendamaikan segala sesuatu dengan Allah.

Salib adalah wujud pengorbanan dan dan tanda kemenangan karena Raja Semesta Alam menjalankan misi-Nya yang paling agung: mewartakan Kerajaan Allah, sengsara, wafat dan bangkit demi memulihkan umat-Nya dari dosa. Ia adalah raja yang memimpin dengan melayani. Kita semua dapat berpartisipasi dalam martabat Kristus sebagai raja lewat pengabdian dan pelayanan di tengah kehidupan bersama.

Saudara-saudari yang terkasih, kita diajak untuk meneladani cara Yesus memimpin Kerajaan-Nya, bukan tentang memerintah orang lain, tetapi tentang melayani; bukan tentang membalas kejahatan, tetapi tentang mengampuni; bukan tentang mencari kemuliaan diri, tetapi tentang merendahkan hati untuk mengasihi. Marilah kita menjadi tanda hadirnya Kerajaan  Allah dalam kehidupan sehari-hari, dengan membangun hidup yang penuh cinta dan belas kasih. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

**Fr. Alexander Krisman Sanjaya-Tingkat 6

Foto: Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published.