“Karena itu, aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Tuhan, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Tuhan dengan kemuliaan yang kekal,” (2 Timotius 2:10).
Namanya Dashrath Manjhi. Dia adalah pria India yang selama 22 tahun membelah gunung hanya dengan bermodalkan palu dan pahat. Berawal ketika istrinya, Falguni, meninggal karena tidak segera mendapatkan pengobatan akibat perjalanan ke kota yang terlalu jauh, Manjhi bertekad, agar warga desa lainnya tidak mengalami kejadian serupa. Karena ketekunannya, ia berhasil menciptakan jalan di antara gunung tersebut.
Sejak itu, banyak nyawa diselamatkan, karena orang-orang kesehatan dapat masuk ke desa mereka yang terpencil. Batu-batu besar tidak lagi menjadi penghalang bagi masyarakat desa untuk membawa kerabat mereka ke rumah sakit di kota. Atau penduduk desa dapat memanggil dokter atau tenaga kesehatan untuk mengadakan pengobatan di desa mereka.
Dashrath Manjhi dikenal sebagai orang yang baik, meski ia mesti mengorbankan hidupnya bagi keselamatan banyak orang. “Saya menyaksikan istri saya sendiri meninggal karena ketiadaan tenaga medis dan obat. Hal itu mendorong saya untuk melakukan hal yang tidak masuk akal, memahat batu gunung. Setelah dua puluh dua tahun saya baru berhasil membuka isolasi,” kata Manhji

Butuh Konsistensi
Kepedulian terhadap hidup sesama mesti menjadi prioritas dalam hidup kita. Ada begitu banyak orang yang membutuhkan perhatian kita. Hal ini menjadi tantangan bagi kita, karena sering egoisme menghambat kita untuk mengulurkan tangan kita bagi orang lain.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk menggerakkan hati dan tangan kita bagi keselamatan banyak orang. Dashrath Manjhi merelakan hidupnya bagi keselamatan masyarakat di desanya. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri lagi, karena orang yang sangat dia cintai telah mendahului dirinya.
Kepedulian terhadap orang lain itu dipupuk oleh kesabaran kita dalam menjalani hidup ini. Sering orang merasa bosan mengerjakan hal yang sama setiap hari. Orang merasa tidak menemukan berbagai variasi dalam hidupnya. Karena itu, banyak orang mudah meninggalkan pekerjaannya lalu mencari sesuatu yang baru. Padahal yang dibutuhkan dalam suatu karya adalah konsistensi. Untuk menghasilkan sesuatu yang spektakuler, orang mesti memiliki kesabaran dan konsistensi yang tinggi.
Orang beriman menemukan kepedulian hidupnya dalam kepedulian Tuhan yang selalu setia mendampingi manusia dalam perjalanan hidupnya. Tuhan tidak hanya menciptakan manusia lalu melepaskan begitu saja di belantara dunia ini. Namun Tuhan pun selalu setia dalam memelihara ciptaanNya. Tuhan ingin agar ciptaanNya mengalami sukacita dalam hidup mereka.
Mari kita terus-menerus berserah diri kepada Tuhan yang senantiasa setia bekerja bersama kita. Selalu semangat. Salam sehat. Tuhan memberkati. **
Romo Frans de Sales SCJ