Perayaan Misa Krisma di Keuskupan Agung Palembang berlangsung di Paroki Santo Fransiskus de Sales Palembang, pada Selasa (29/3) pukul 17.00 WIB. Misa Krisma dipimpin oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono.

Dalam Misa Krisma, para imam berkesempatan untuk memperbarui janji imamat mereka, agar para imam selalu ingat akan janji mereka dan setia pada janji tersebut. Selain itu, Uskup Agung juga memberkati minyak yang akan digunakan pada pelayanan sakramen seperti minyak pengurapan orang sakit (Oleum Infirmorum), minyak katekumen (Oleum Catechumenorum), dan minyak krisma (Sacrum Chrisma).
Dalam kesempatan ini, Mgr. Harun mengawali homilinya dengan perumpaan tentang bunga teratai yang tumbuh di lingkungan kotor, penuh air dan lumpur. Meski begitu, bunga teratai banyak memberi manfaat, bahkan semua bagiannya bisa dijadikan makanan atau obat.

Mengutip injil Lukas 4:18, ketika Yesus bersabda ‘Roh Tuhan ada pada-Ku’, Mgr. Harun menegaskan Roh Tuhan yang dimaksud ialah Roh Kudus. Yesus menerima tugas perutusan untuk menyelamatkan manusia dengan Roh Tuhan. Mengapa Kristus harus penuh dengan Roh Kudus baru berkarya?
“Inilah wahyu trinitas yang menjadi inti iman kita. Kristus tak terpisahkan dari Bapa dan Roh. Allah itu tritunggal, satu namun tiga pribadi. Relasinya sempurna dan tak terpisahkan,” tutur Mgr. Harun.
Dalam injil Lukas dijelaskan pula kuasa Roh Kudus yang memenuhi Kristus dan para rasul. Roh ini ‘merasuki’ mereka, sehingga pewartaan mereka berkobar-kobar dan penuh gairah.
Lantas apa bedanya dipenuhi roh kudus dan roh jahat?
“Kuasa jahat identik dengan kegelapan dan kehampaan, membuat manusia kacau balau dan lupa daratan. Namun ketika kita dipenuhi Roh Kudus, kita sadar siapa diri kita, kita penuh dengan belas kasih. Manusia adalah makhluk rapuh namun bermartabat luhur, sesuai citra Allah,” ucap Bapa Uskup.
Sebelum Kristus memulai pewartaan, para rasul dipenuhi oleh Roh Tuhan. Maka Mgr. Harun mengajak umat untuk juga meminta Roh Kudus memenuhi kita dengan gairah, kerendahan hati, dan membakar kita dengan penuh semangat berkobar.

Pewartaan injil di tengah situasi pandemi, merupakan salah satu tantangan besar. Maka, Mgr. Harun juga mengajak seluruh umat untuk tetap berpikir positif di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Positive thinking seperti teratai, tetap bermanfaat bagi sesama meski lingkungan kita ‘kotor’ yang identik dengan penyakit, hinaan, hoax, dan fitnah. Situasi sulit ini bukan beban, namun kesempatan menata habitus baru, budaya baru, berdamai dengan Covid, serta tetap kreatif dan produktif.”
Di akhir homili, Bapa Uskup menguapkan selamat untuk para imam yang merayakan pesta imamat. Layaknya Roh Kudus yang selalu menyertai manusia sejak dipermandikan, menerima krisma, maupun ketika ditahbiskan, inilah janji Yesus yang akan menyertai manusia hingga akhir zaman.
“Para romo, selamat pesta imamat. Para umat, salam tetap sehat dan tetap semangat. Doakanlah kami para imam, untuk menjadi pemyalur rahmat Allah kepada umatnya,” ucap Mgr. Harun menutup homili. ** Maria Sylvista