Kej 18,1-10a; Kol 1,24-28; Lk 10,38-42
“Memilih Bagian yang Terbaik”
Setelah membahas pertanyaan seorang ahli Taurat tentang “bagaimana memperoleh hidup yang kekal?”, Yesus dan para murid-Nya kembali melanjutkan perjalanan menuju Yerusalem. Rombongan Yesus telah melintasi daerah orang Yerikho. Tentang Yerikho ini, Yesus mengingat kisah orang Samaria yang baik hati untuk menanggapi pertanyaan ahli Taurat minggu yang lalu. Seorang Samaria menolong orang Yahudi yang sekarat setelah di rampok di jalanan Yerikho. Kota Yerikho kini sudah beberapa mil di belakang mereka.
Rumah yang Penuh Kasih
Yesus dan para murid-Nya berhenti sejenak dan mengarahkan pandangan mereka ke arah Yerusalem. Di depan sana mereka melihat ada pemukiman yang mereka kenal sebagai Betania. Beberapa murid Yesus tampak bersemangat dan bergegas menuju salah satu rumah kenalan mereka. Entah, sudah berapa kali mereka singgah di rumah itu setiap kali ke Yerusalem atau ketika turun dari Yerusalem. Rumah itu adalah milik Lazarus, orang yang sangat dikasihi Yesus (Yoh 11,3.36). Lazarus ini tinggal bersama kedua saudarinya, Maria dan Martha (Yoh 11,1). Yesus pun menyusul bersama beberapa murid yang lain masuk rumah Lazarus.
Keluarga Betania ini memang sangat dekat dengan Yesus. Martha bergegas menyambut Yesus. Dia memberi salam kepada para tamu yang mengunjungi rumah mereka, mempersilakan Yesus dan para murid untuk menikmati suasana Betania. Lazarus dan Maria pun ikut larut dalam kegembiraan itu. Kunjungan Yesus dan murid-murid-Nya ini sungguh istimewa.
Saudari-saudari yang Penuh Kasih
Melihat Yesus dan para tamu yang lain, Martha berpikir, “Guru ada di sini, Ia perlu makan malam yang enak”. Martha melihat Yesus dan murid-murid-Nya kelelahan, dan naluri “keibuannya” beraksi. Dia “berusaha untuk menunjukkan keramahan” (bdk.Rm 12,13) kepada sesamanya. Martha sungguh memiliki karunia keramahan itu dan menggunakan karunianya untuk melayani orang lain, sebagai pelayan “yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Ptr 4,10).
Energi Martha yang luar biasa itu terfokus pada kenyamanan Yesus dan para tamunya. Ia pergi ke pasar untuk berbelanja dan memilih makanan terbaik yang dibutuhkan untuk dihidangkan. Dia seperti Abraham yang penuh semangat menyambut tamu-tamu di perkemahannya (Kej 18,1-8).
Sementara Martha sibuk dengan “caranya menunjukkan keramahan”, saudarinya, Maria, lebih memilih “duduk dekat kaki Tuhan” dan bersama para tamunya mendengarkan Yesus. Dalam tradisi yudaisme wanita memang tidak dilarang untuk mendengarkan instruksi tentang Taurat. Tetapi tidak pernah terdengar bahwa seorang rabbi mengizinkan seorang wanita duduk di dekat kakinya.
Sebaliknya, dalam tradisi para rabbi terdapat kutipan-kutipan yang berbunyi: “Semoga kata-kata Taurat dibakar, jangan diserahkan kepada wanita”; dan “Pria yang mengajari putrinya tentang Taurat, mengajarinya pemborosan”. Apa yang terjadi dengan Maria, saudari Martha, di sini jelas menunjukkkan bahwa Yesus menolak sikap yang tidak alkitabiah dan regresif atau terbelakang seperti itu. Sikap Maria yang “duduk dekat kaki Tuhan” juga mengungkapkan keinginannya yang besar untuk belajar. Maria mendengarkan dengan saksama Sabda Allah melalui mulut Yesus. Inilah keutamaan Maria.
Memilih Bagian Terbaik
Martha berusaha “memaksa” Maria untuk melayani Yesus dengan caranya: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku” (Luk 10,40). Dia ingin Maria menjauh dari kaki Yesus dan berada di dapur bersamanya, karena menurut perkiraannya apa yang sedang dia lakukan lebih penting daripada yang dilakukan Maria.
Martha tidak menyadari bahwa saat ini adalah saat kritis dalam kehidupan Yesus. Kunjungan Yesus kali ini mungkin akan menjadi yang terakhir di Betania. Perjalanan Yesus ke Yerusalem kali ini memiliki arti yang sungguh sangat penting. Sebenarnya, Yesus lebih memilih ditemani daripada dilayani. Yesus menganggap persekutuan dengan-Nya lebih penting daripada sekadar menyajikan makanan untuk-Nya.
Martha begitu yakin bahwa apa yang dia lakukan adalah yang paling dibutuhkan dan diinginkan Yesus. Tetapi Maria, menangkap apa yang dikehendaki Guru-nya. Karena itu Yesus berkata, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Luk 10,41-42).
Pesan Singkat
Dalam karya pelayanan, mungkin kita berpikir bahwa diri kita ini begitu penting, bahwa Tuhan Yesus membutuhkan karya kita, dan bahwa Dia tidak dapat melakukannya tanpa kita. Lebih jauh lagi, mungkin kita kadang “memaksa” orang lain untuk melayani Kristus dengan cara yang sama dengan cara kita. Pelayanan yang dipaksakan seperti ini bisa mencekik kita. Akhirnya, pelayanan menjadi tidak menarik lagi.
Quezon City-Philippine 2022 @donjustin