“Berjuanglah Masuk Selagi Pintu Terbuka!”
Yes 66,18-21; Ibr 12,5-7.11-13; Luk 13,22-30

Sekali lagi penginjil Lukas menampilkan Yesus yang “berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambal mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem” (Luk 13,22). Yerusalem adalah tempat di mana Dia akan mengalami penderitaan. Ini adalah pernyataan kedua mengenai perjalanan Yesus menuju Yerusalem sesudah pernyataan pertama pada bab 9,51.53. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain menuju Yerusalem ini menandai dimulainya kembali babak baru narasi perjalanan Yesus dan para pengikut-Nya.
Tidak tahu persis di mana posisi Yesus dan rombongan-Nya. Kemungkinan mereka berada di daerah Perea, tempat Yohanes Pembaptis dulu membaptis banyak orang, menuju Yudea. Sebab, pada Luk 13,31 dikatakan “beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan berkata, ‘Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau”. Maka sangat mungkin perjalanan Yesus ini menuju Yudea, daerah kekuasaan raja Herodes.
Berjuanglah untuk Masuk Melalui Pintu uang Sempit!
Narasi perjalanan kedua menuju Yerusalem ini dibuka dengan pertanyaan dari salah seorang pengikut rombongan Yesus, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” (Luk 13,23). Seperti yang terjadi sebelumnya, Yesus tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan itu. Sebaliknya, Ia menggunakan analogi “pintu yang sempit” untuk menyampaikan pesan-pesan pengajaran-Nya.
Pintu yang sempit merupakan gambaran tentang sesuatu yang sulit untuk ditembus, apalagi jika banyak orang yang berusaha untuk memasukinya. Oleh karena itu, bisa dibayangkan kebanyakan orang akan mengambil pintu yang lebih lebar untuk dilalui. Yesus mau mengatakan bahwa mengikuti Dia jauh lebih sulit daripada mengikuti jalan lain yang akan dipilih kebanyakan orang. Hanya sedikit saja yang akan memilih untuk mengikuti-Nya. Maka jawaban atas pertanyaan, “Sedikit sajakah orang yang akan diselamatkan?”, adalah ‘ya, sangat sedikit’.
Tetapi kita tidak perlu putus asa. Yesus melanjutkan pengajaran-Nya dengan sebuah kalimat perintah, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk 13,24). Perjuangan yang dimaksud penginjil Lukas di sini adalah pertobatan, iman, harapan dan tindakan kasih terus menerus. Hal ini sesuai dengan wacana sebelumnya, yaitu panggilan untuk mempersiapkan kedatangan Anak Manusia dengan pertobatan (Luk 13,3.5). Kerajaan Allah itu dijangkau melalui pintu sempit dan diperoleh oleh mereka yang bertobat.
Warning: Pintu Itu Tidak Selamanya Terbuka!
Pemberitaan tentang Kerajaan Allah yang disampaikan oleh Yesus telah memberi pintu yang sempit tetapi terbuka. Pintu ini mengantar orang ke dalam rumah di mana pesta akhir zaman akan dirayakan. Akan tetapi, pintu itu tidak selamanya terbuka. Artinya, kesempatan pertobatan itu tidak selamanya tersedia.
Menurut Yesus, begitu pemilik rumah menutup pintu, tidak ada orang lain lagi yang diizinkan masuk. Bagi mereka yang sekarang mengabaikan “pintu terbuka” ini, akan terlambat untuk masuk ketika pesta terakhir tiba saat Anak Manusia kembali. Mereka yang menolak untuk bertobat dan mengakui Yesus sebagai Tuan dari perjamuan itu, sekarang berdiri di luar. Permohonan mereka dan ingatan mereka tentang makan bersama dan telah mendengar pengajaran-Nya tidak akan berarti apa-apa. Dia hanya akan menjawab, “Aku tidak tahu dari mana kamu datang” (Luk 13,25).
Di luar pintu yang tertutup dan sempit, mereka yang telah diusir menangis dan menggertakkan gigi. Alasannya adalah karena mereka dapat melihat tokoh-tokoh Kitab Suci, seperti Abraham, Ishak dan Yakub dan semua nabi, sedang menikmati perjamuan dalam Kerajaan Allah sementara mereka mendapati diri mereka “dibuang”. Lebih menyedihkan lagi mereka juga dapat melihat bahwa di antara para tokoh besar Israel kuno terdapat orang-orang bukan Yahudi, yakni orang-orang “dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan” (Luk 13,29). Ini adalah sebuah gambaran yang jelas tentang Kerajaan Allah sebagaimana Yesus wartakan.
Pesan Singkat
Undangan untuk memperoleh keselamatan itu terbuka lebar. Tetapi jalan menuju Kerajaan Allah itu sempit dan menuntut lebih. Tambahan lagi, pintu kesempatan bertobat tidak akan tetap terbuka selamanya. Ketika pintu itu tertutup, pintu itu tidak akan dibuka kembali bagi orang-orang yang hanya mengklaim bahwa Yesus pernah mengunjungi kota mereka atau berkhotbah di jalan-jalan mereka dan bahwa mereka telah mengenal Yesus dan ajaran-Nya.
Quezon City-Philippine 2022 @donjustin