PBB Mengatakan Pemberontak Menewaskan Sedikitnya 131 Orang dalam Pembunuhan yang Mengerikan di Kongo

Kerusuhan dan kekerasan terus melanda Republik Demokratik Kongo yang sedang menunggu kunjungan apostolik Paus Fransiskus pada akhir Januari. Serangan terhadap penduduk desa di provinsi Noth Kivu timur pekan lalu diketahui telah menewaskan sedikitnya 131 warga sipil.

Serangan terhadap penduduk desa di Republik Demokratik Kongo pekan lalu diketahui telah menewaskan sedikitnya 131 warga sipil.

Sampai saat ini, ada spekulasi luas tentang apa yang terjadi di dusun Kishishe dan Bambo pada akhir November.

Sekarang, sebuah laporan dari PBB mengklaim pembantaian di dua desa tersebut tampaknya merupakan pembalasan atas serangan pemerintah saat ini terhadap para pemberontak.

Sebuah vigili di Beni untuk mengenang para korban kerusuhan yang sedang berlangsung di bagian timur Republik Demokratik Kongo (AFP atau pemberi lisensi)

Seperti PBB, pemerintah menyalahkan pembantaian itu pada kelompok pemberontak M23, yang menolak bertanggung jawab, menyebut tuduhan itu tidak berdasar.

Dalam laporan tersebut, PBB mengatakan 102 pria, 17 wanita, dan 12 anak-anak dieksekusi secara sewenang-wenang oleh M23 ‘sebagai bagian dari pembalasan terhadap penduduk sipil’.

Sebelumnya, pejabat pemerintah mengatakan 272 warga sipil tewas dalam pembantaian itu, menaikkan angka kematian dari perkiraan sebelumnya 50. Mereka sekarang menerima bahwa angka itu bisa lebih rendah.

Investigasi telah dibuka oleh jaksa agung atas kekejaman di mana anak-anak dibunuh di sebuah gereja dan rumah sakit.

Tentara Kongo dan M23 – kelompok pemberontak Tutsi – telah berperang selama berbulan-bulan dan dugaan serangan itu kemungkinan besar akan menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang goyah di wilayah itu yang dicapai pada November. **

Nathan Morley (Vatican News)

Leave a Reply

Your email address will not be published.