Jumat, 17 Februari 2023, Orang Muda Katolik Distrik BENARAYA-AMAN mengadakan Live In Pra-IYD III di desa Rama Agung. Desa ini dipilih menjadi tempat live in karena merupakan ‘Desa Percontohan Kerukunan Umat Beragama’ di Arga Makmur dan juga sangat sesuai dengan syarat atau kriteria dari panitia IYD III Palembang 2023.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari-19 Februari 2023 dan diikuti oleh 152 peserta yang berasal dari 2 Unit Pastoral (UP. Penarik dan UP. Pinang Raya), 2 Pos Pelayanan (PP. St. Agustinus Bengkulu Utara dan PP. St. Petrus Manna), dan 1 Paroki (Paroki St. Yohanes Penginjil Bengkulu). Adapun tema yang dipilih dalam acara live in kali ini adalah “Bangkit dan Bersaksilah”.



Pembukaan dan pelepasan peserta live in Pra-IYD III dihadiri oleh Bapak Camat Arga Makmur, Kepala Desa Rama Agung, Ketua FPUB (Forum Perwakilan Umat Beragama) Rama Agung, Romo Moderator OMK Distrik BENARAYA-AMAN, dan Kepala Pos Pelayanan Pastoral St. Agustinus Kabupaten Bengkulu Utara.
Jumat sore, (17/2), live in Pra-IYD III dibuka dengan pemukulan gong oleh Camat Arga Makmur, Bapak Syafarudin, dan disambut dengan tepuk tangan para peserta.
Dalam sambutannya, Bapak Syafarudin mengungkapkan perasaan bahagia dan dukungannya dalam acara live in.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan live in ini. Saya mendukung penuh. Saya harap kegiatan live in menjadi awal yang baik bagi orang muda Katolik (OMK) dalam berperan di gereja dan masyarakat. Semoga kegiatan ini memotivasi orang muda lainnya untuk menjaga kebhinekaan umat beragama dan bermasyarakat, khususnya di desa Rama Agung”.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Desa Rama Agung, Putu Suriade. Beliau menambahkan, “Saya senang sekali karena desa Rama Agung dipilih menjadi tempat untuk live in. Saya tidak menyangka ada banyak sekali anak muda yang mau terjun langsung ke lapangan dan berbaur dengan masyarakat di desa kami ini. Meskipun berbeda agama, adat- istiadat, dan kebiasaan, kita harus saling menghargai, mendukung, dan hidup rukun. Saya rasa, kegiatan ini juga bisa dilaksanakan untuk orang-orang tua, bukan hanya orang muda saja”.



Merangkul Seperti Keluarga Baru
Sabtu sore, (18/2), dalam acara Malam Puncak live in Pra-IYD III, peserta mengikuti sarasehan di dalam gereja. Sarasehan ini bertujuan agar para peserta bisa saling berbagi dan sharing pengalaman yang didapatkan selama mereka live in.
Salah satu peserta membagikan pengalaman live in-nya saat sarasehan.
“Saya terkejut ketika pertama kali datang ke rumah umat Hindu. Saya langsung disambut dengan hangat, seperti keluarga sendiri. Tidak ada kesenjangan atau jarak di antara kami. Saya merasa terharu. Kami tidak saling kenal, tapi mereka bisa menerima saya dengan tangan terbuka tanpa ada kecurigaan. Saya senang sekali”.
Seorang peserta lainnya juga menambahkan, “Saya tinggal di rumah seorang ibu single parent yang beragama Hindu. Saya membantu pekerjaan rumahnya. Meskipun baru kenal, si ibu tidak sungkan untuk bercerita tentang kehidupannya. Saya sampai menangis mendengar perjuangan si ibu membesarkan 5 anaknya. Saya melihat, si ibu selalu bersyukur akan hidupnya, sekecil apapun yang dia dapatkan. Harusnya kita bisa mencontoh si ibu itu dalam hal bersyukur”.

Sabtu malam, (18/2), seusai sarasehan, para peserta dan tamu undangan berkumpul di bawah tenda untuk mendengar sambutan dan kesan pesan dari Kepala Pos Pelayanan St. Agustinus Bengkulu Utara, perwakilan peserta live in, perwakilan keluarga tempat live in, dan Kepala Desa Rama Agung.
Rm. Okto, selalu Kepala Pos Pelayanan, menyampaikan bahwa, “Sebagai OMK kita harus bisa berperan penting dalam gereja, jangan hanya sibuk dengan dunia sendiri. OMK adalah masa depan gereja dan bangsa. Kita harus berani keluar dari zona nyaman dan berani mengambil keputusan untuk pelayanan di dalam gereja”.
Kesan dan pesan perwakilan peserta live in, Maria Novenia, juga menegaskan, “Orang Muda Katolik harus memiliki sikap toleransi yang tinggi. Dengan adanya live in ini, semoga menjadi motivasi untuk saudara-saudari kita di Indonesia dan di luar negeri agar selalu menjaga kerukunan dalam hidup beragama dan bersosial. Tidak peduli apapun agamamu, yang penting kita saling menghormati. Jangan sampai perkataan kita yang menyangkut soal agama menyakiti hati saudara/i kita yang lain dan menimbulkan dendam”.

Minggu pagi, (19/2), para peserta live in bersama dengan umat mengikuti perayaan Ekaristi penutupan live in Pra-IYD III. Peserta menyanyikan lagu “Mars OMK KAPal” sebagai lagu pembuka. Suasana saat misa begitu hangat dan penuh sukacita. Ditambah semangat anak muda yang bergelora saat menyanyikan Theme Song IYD sebagai lagu penutup.
Seusai misa, para peserta diajak untuk mengunjungi situs-situs keagamaan dan tempat wisata yang ada di Arga Makmur. Di antaranya; Tugu Kerukunan Umat Beragama, Masjid Al Jihad, Gereja GPDI, Masjid Al Kautsar, Pura Darma Yatra, Gereja Gekesia, Gereja HKBP, Lokasi Pemakaman, Lokasi Kremasi (Ngaben), Vihara Karuna Phala, Rumah Sakit Charitas, Gereja Metodist, tempat Pembuangan Abu Jenazah, tempat Pengambilan Air Suci Umat Hindu, Gereja GKPS, Gereja GKII, Sangga orang Hindu, Tugu Amanah, dan Alun-alun Kota Arga Makmur.
Setelah mengunjungi situs-situs agama dan tempat wisata, para peserta kembali berkumpul ke gereja untuk menutup semua rangkaian acara live in Pra-IYD III. Penutupan ditandai dengan pemukulan gong oleh Romo Paulus Sarmono selalu Ketua Distrik BENARAYA ANAN dan didampingi oleh Kepala Pos Pelayanan St. Agustinus Bengkulu Utara, Romo Moderator OMK Distrik BENARAYA AMAN, Ketua panitia pelaksaan live in, para panitia lainnya, dan ketua OMK masing-masing wilayah.
Acara ditutup dengan berdoa bersama, santap siang bersama, sesi foto per kelompok, per-wilayah (unit pastoral, pos pelayanan, dan paroki), dan foto bersama seluruh peserta live in Pra-IYD III.
** Maria Novenia (Bengkulu)