“Senja hari yang mendekat. Melambangkan akhir hayat. Yang bagi umat beriman. Membuka keabadian.” Demikian sepenggal madah ibadat siang yang didoakan bersama mengawali perayaan ulang tahun kelahiran ke-59 Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Keuskupan Agung Palembang. Mengawali sambutannya, Mgr. Aloysius Sudarso, Uskup Emeritus, mengutip madah tersebut. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa hidup selalu berubah dan kita harus bergerak.
“Dalam perubahan itu, banyak hal yang tidak dalam kendali kita. Namun ada juga hal-hal dalam kendali kita. Ada kesempatan bagi kita untuk memilih,” tegas Uskup Emeritus.
Beliau mengurai bahwa segala sesuatu ada waktunya; ada waktu untuk berhenti dan ada waktu untuk melanjutkan. Ada sesuatu yang perlu diteruskan, dan ada pula sesuatu yang perlu diperbaharui. Hidup selalu berubah dan kita bergerak. Diujung sambutannya, beliau mengucapkan selamat ulang tahun bagi Mgr. Harun. Semoga senantiasa sehat dalam menggembalakan umat KAPal yang selalu berubah dinamis seiring perjalanan baru.

Memaknai Usia 59 tahun
Salah satu filosofi ulang tahun ke-59 adalah kesempatan untuk merayakan kehidupan dan merencanakan masa depan dengan optimisme dan semangat. Titik pijak menyongsong masa yang indah dan memuaskan. Usia ini mengandung banyak makna, salah satunya penuaan sebagai anugerah. Saat mencapai usia 59 tahun, kita dapat melihat penuaan sebagai hadiah. Melalui penuaan, kita dapat mengalami kehidupan yang panjang dan memperoleh pengetahuan dari pengalaman kita sendiri.
“Usia 59 tahun ini atau 60 tahun nanti adalah bonus dari Tuhan,” kata Mgr. Harun dalam sambutannya.
Makna lainnya adalah saat penting untuk menghargai diri sendiri. Ulang tahun yang ke-59 dapat mengajarkan pentingnya menghargai diri sendiri. Selain itu, usia 59 tahun menyadarkan bahwa kehidupan adalah perjalanan yang terus berlanjut. Pada titik ini, manusia mungkin telah mengalami banyak perubahan, tantangan, dan pertumbuhan pribadi, tetapi masih ada banyak hal menarik yang harus dihadapi.

“Saya tidak khawatir dengan hidup. Saya akan terus bekerja dengan tulus hati. Saya percaya bahwa Tuhan akan menyertai. Saya akan melayani sebaik mungkin. Bekerja dengan bahagia dan semangat, pastilah akan tetap sehat,” ujar Mgr. Harun dalam perayaan ulang tahunnya.
Usia 59 tahun juga dianggap Mgr. Harun sebagai penanda pentingnya memperhatikan hubungan dalam hidup, antara lain hubungan dengan keluarga, teman, dan orang-orang tercinta yang dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan tak ternilai. Dalam kacamata ini, kehadiran keluarga Mgr. Harun dari Lampung dan Perwakilan umat Allah Keuskupan Agung Palembang menjadi simbol pentingnya hubungan bersama dalam upaya berjalan bersama sesuai ArDas KAPal. Terkait pencapaian hidup, refleksi Mgr. Yohanes sungguh mendalam.
“Saya menerima perutusan ini pertama-tama ingin menunjukkan iman dan kepatuhan iman kepada Tuhan dan gereja-Nya, bukan terutama hasil kerja, namun sikap iman,” ujar Bapa Uskup menutup sambutannya.
Mgr. Harun, selamat merayakan dan mensyukuri anugerah kehidupan yang ke-59 tahun. Usia yang tak terbilang muda, juga usia yang tak terbilang cukup tua. Apa pun sebutannya yang tepat, yang pasti hari ini, usia ini adalah rahmat yang pantas disyukuri. ** RD Widhy