Gereja Baru, Umat Tekun Bersekutu

“Dua kata, tekad dan nekat”, demikian kalimat awal yang terucap dari RD. Paulus saat berbagi refleksi mengenai peristiwa Pemberkatan Gereja St. Yosef Tanjung Enim (Rabu, 19 Juli ’23).

Tekad dan nekat itu dijelaskan dengan dua pantun.

“Terima surat isinya amanat, Walau berat tapi apa boleh buat, Modal tekad lebih tepatnya nekat, Banyak berkat bahkan berlipat-lipat. Pantun kedua begini: Kerja kantor memang tidak kotor, Jauh dari kompor apa lagi kompresor, Dari Bogor dapat prinsip menor, Biar tekor yang penting tersohor” ucap RD. Kristanto.

Romo Paulus Kristanto (kiri) bersama pejabat daerah setempat | Foto: KOMSOS KAPal

Kegiatan pemberkatan Gereja ini menyihir sekitar seribu umat untuk bersekutu dalam perayaan syukur tersebut. Perayaan dihadiri oleh tiga Uskup: Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung KAPal; Mgr. Aloysius Sudarso, Uskup Emeritus; dan Mgr. Vinsensius Setiawan, Uskup Tanjung Karang. Hajatan keagamaan yang berlokasi di Jl. Gereja Lama No. 01 Tanjung Emin tersebut juga di hadiri Para Imam, Diakon, Frater yang berjumlah sekitar 40 orang. Tokoh masyarakat yang turut hadir dalam kegiatan prosesi peresmian gereja antara lain: Ibu My Esti Wijayati, Komisi VIII DPR RI; H.M. Giri Ramanda N. Kiemas, SE. MM, wakil DPRD Sumatera Selatan; Irjen Pol A. Rahmat Wibowo SIK, Kapolda Sumsel; Bapak Ahmad Usmarwi Kaffah, Bupati Muara Enim; dan unsur Forkopimda Kabupaten Muara Enim.

Perayaan Ekaristi Pemberkatan Gereja St. Yosef, Rabu (18/07) | Foto: KOMSOS KAPal

Gereja St. Yosef Tanjung Enim merupakan salah satu paroki di wilayah Keuskupan Agung Palembang yang berdomisili di kompleks PT. Bukit Asam (PT. BA) Tanjung Enim. Lokus Gereja tersebut erat kaitannya dengan cikal bakal berdirinya.

Interior Gereja St. Yosef Tanjung Enim | Foto: KOMSOS KAPal

“Gereja St. Yosef telah berdiri sejak tahun 1928 dengan bangunan fisik, masih sangat kecil saat itu. Pendirinya adalah kontraktor dan pekerja tambang batubara zaman dulu, yakni orang-orang Belanda, Jerman dan Inggris. Tentu bersama para pekerja yang datang dari Jawa dan warga Tionghoa. Buku Baptisan Paroki tercatat sejak 1 Maret 1953. Gereja ini menjadi saksi bisu perjalanan agama Katolik di daerah Tambang Batubara Tanjung Enim dan memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual dan sosial umat Katolik di tengah kesibukan kerjanya” jelas RD. Paulus Kristanto, Pastor Paroki Gereja Katolik Paroki St. Yosef Tanjung Enim.

Interior Gereja St. Yosef Tanjung Enim | Foto: KOMSOS KAPal

Beliau mengurai lebih lanjut bahwa renovasi gereja Katolik Santo Yosef dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan berdoa umat Katolik.

“Mengingat daya tampung gereja sudah tidak mampu menampung umat yang beribadah, dan kondisi fisik bangunan yang sudah membutuhkan perbaikan, juga IMB untuk renovasi gereja pun sudah diterbitkan oleh Pemkab Muara Enim pada 14 September 2021, maka renovasi dilaksanakan. Dinamika proses pembangunan berjalan tepat di Tahun St. Yosef.  Harapannya, adanya Gereja baru ini memacu umat semakin tekun bersekutu. Gereja Katolik yang bernaung di bawah St. Yosef Pekerja ini juga diharapkan menjadi sumber kekuatan rohani bagi umat yang mengalami kelelahan karena pekerjaannya.” katanya.

Peletakan batu pertama renovasi Gereja dilaksanakan pada 17 Oktober 2021. Saat itu, Dirut PT. BA, Suryo Eko Hadianto, hadir dan mendukung penuh rencana renovasi gereja tersebut agar umat Katolik lebih nyaman saat beribadah.

“Sesuai dengan tujuan mulia (noble purpose) PT. BA sebagai anggota MIND ID yakni menambang untuk membangun peradaban, kesejahteraan masyarakat, dan masa depan yang lebih baik (We explore natural resources for civilization, prosperity, and brighter future), maka  melalui renovasi gereja ini, PT. BA ingin membangun peradapan, kesejahteraan bagi umat,” tegasnya saat sambutan pada acara peletakan batu pertama. Ia juga berharap agar renovasi gereja tersebut bisa diselesaikan tepat waktu. Bisa segera dimanfaatkan oleh umat Katolik untuk bersekutu dalam doa dengan tenang dan nyaman.

Kini proses renovasi sudah usai. Gereja baru sudah berdiri dengan megah nan indah. Gereja telah diberkati oleh Uskup Agung Palembang. Selaku Pastor Paroki, RD. Paulus yang menjadi nahkoda proses pembangunan berharap agar gedung fisik gereja baru tersebut menjadi sarana baik dalam pengembangan iman umat sebagai gereja yang hidup. Dalam proses pembangunan gereja tersebut, beliau memetik beberapa buah refleksi iman.

“Pertama, dalam iman kita bisa mengubah angan menjadi kenyataan. Umat Katolik di Tanjung Enim sudah lama, tepatnya 2010, memiliki angan-angan akan gereja yang lebih layak dan representatif. Seiring dengan perkembangan jumlah umat dan gereja lama tidak lagi dapat menampung serta kondisi bangunan yang sudah tidak layak maka dengan iman yang teguh dan didukung oleh keinginan yang sangat kuat umat, agan itu kini menjadi kenyataan.” curhat Imam Diosesan KAPal yang populer disapa Romo Black.

Bapak Uskup memberkati dan membuka pintu Gereja dengan menggunakan tongkat gembala | Foto: KOMSOS KAPal

Beliau menceritakan bahwa iman umat akan kebaikan Tuhan melandasi upaya pengumpulan dana. Pembangunan gereja baru ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya dana yang cukup. Oleh karena itu, panitia bersama umat mengadakan berbagai macam kegiatan penggalangan dana. Proses pengumpulan dana ini sendiri mengajarkan kepada umat tentang pentingnya kerja sama dan kepedulian terhadap pembangunan gereja, serta keyakinan bahwa kita perlu berjalan bersama dengan semua orang yang berkehendak baik. “Partisipasi banyak orang baik merupakan salah satu hal yang paling menggembirakan dalam proses pembangunan gereja ini, tidak hanya umat Katolik” lanjutnya.

Bapak Uskup memberkati mimbar sabda | Foto: KOMSOS KAPal

Kedua, kekuatan persekutuan.

“Proses pembangunan gereja Katolik St. Yosef di Tanjung Enim adalah cermin dari kegigihan dan kekompakan umat dalam membangun kehidupan iman mereka. Pembangunan gereja ini bukan hanya sekadar membangun sebuah bangunan fisik, melainkan juga membangun kehidupan iman. Bagi saya, dalam dinamika itulah kita belajar tentang dahsyatnya persekutuan. Proses pembangunan  mengajarkan nilai-nilai itu, yakni kerja sama, kepedulian, dan perjuangan serta nilai baik lainnya. Semoga gereja baru ini dapat menjadi tempat yang penuh berkat dan saling menguatkan iman bagi umat dalam bersekutu menjadi gereja yang hidup.” kata RD. Paulus yang menjadi Parokus Paroki St. Yosef sejak 2017.

Pemberkatan Gereja St. Yosef Tanjung Enim | Foto: KOMSOS KAPal

Ketiga, demi kebutuhan rohani umat. Pembangunan gereja Katolik St. Yosef di kompleks PT Bukit Asam Tanjung Enim menggambarkan keterkaitan antara agama dan industri; kebutuhan jasmani dan rohani. Gereja tersebut menjadi tempat doa bagi para umat Katolik yang hidup di sekitar dan atau bekerja di PT BA. Hadirnya gereja merupakan jawaban atas kebutuhan spiritual mereka.

“Kehadiran gereja ini, di kompleks PT Bukit Asam memberikan ruang bagi para umat Katolik untuk beribadah dan memperkuat iman mereka. Dengan meneladan St. Yosef Pekerja, umat dapat menggereja dengan tekun dan bekerja dengan baik.” ungkap imam kelahiran Karang Pulau Bengkulu, 26 Maret 1982.

Lebih lanjut, beliau berharap demikian.

“Tanjung Enim Kota wisata

Ciri khasnya Batik Kujur

Sambut Gereja Baru penuh sukacita

Mari berjalan bersama sebagai rasa syukur.”

** Romo Widhy

Leave a Reply

Your email address will not be published.