Kitab Tobit

Asmodeus! Ingat nama ini? Yes, nama ini pernah muncul di film The Pope’s Exorcist. Asmodeus disebut sebagai iblis yang ada dalam Alkitab. Di mana? Di Kitab Tobit.

Kitab Tobit | Foto: google.com

Kitab Tobit adalah salah satu Kitab Perjanjian Lamanya orang Katolik. Kitab Tobit dianggap kanonik oleh Gereja Katolik, tetapi tidak dianggap kanonik oleh sebagian umat Kristen non-Katolik. Atau singkatnya, kita sering melihat Kitab Tobit ini di bagian kumpulan kitab deuteronanonika.

Lalu, siapakah Tobit? Apa hubungannya dengan Asmodeus, yang dijuluki sebagai prince of demons ini? Kitab Tobit menceritakan seorang tokoh, namanya Tobit. Tobit ini keturunan Asiel, dari suku Naftali. Dia tinggal di Niniwe, setelah peristiwa pembuangan suku Israel utara ke Asyur, sekitar 721 tahun SM.

Tobit yang buta | Foto: google.com

Nama Tobit berasal dari bahasa Yunani Kuno Τωβίτ (read: Tōbít), yang merupakan serapan dari kata Ibrani: טוֹבִּי‎ (read: Tobi), yang merupakan gabungan dari kata טוֹב (read: tov) artinya kebaikan dan bentuk terikat ־ִי (read: i), yang artinya aku. Jadi kalau diterjemahkan secara harfiah, nama Tobit berarti kebaikanku. Sesuai namanya, Tobit yang dikisahkan dalam kitab ini, adalah sosok yang betul-betul saleh, penuh dengan kebaikan (lih. Tobit 1:3). \

Kisah Hidup Tobit

Dulu, Tobit hidup di masa pemerintahan Raja Sanherib. Kita tahu, jaman dulu, banyak perang antarkerajaan. Raja Sanherib ini banyak membunuh saudara-saudari Tobit (lih. Tobit 1:18). Saudara-saudari di sini tidak harus sedarah, tapi orang Yahudi jaman dulu, menganggap orang sebangsa itu sebagai saudara-saudari.

Tobit menguburkan orang-orang mati | Foto: google.com

Tobit menguburkan jenazah orang-orang berserakan ini. Tidak hanya itu, dia juga memberikan makanan kepada masyarakat yang kelaparan dan memberikan pakaiannya kepada orang-orang telanjang (lih. Tobit 1:17). Until one day, perbuatannya ini ketahuan oleh Raja Sanherib, karena saat raja mencari jenazah orang yang terbunuh, tapi selalu tidak ketemu (lih. Tobit 1:18).

Setelah ketahuan raja, Tobit takut. Dia lari dan bersembunyi. Semua harta kekayaannya disita raja. Dikisahkan hanya Hana, isterinya, dan Tobia, anaknya yang masih ada. Lalu, setelah Raja Sanherib turun dari tahta dan digantikan oleh puteranya Esarhadon, barulah Tobit pulang ke rumahnya di Niniwe, ketemu lagi dengan Hana dan Tobia.

Tapi, Tobit ini tidak jera dalam berbuat baik. Lagi-lagi dia memberi makan yang lapar. Bahkan saat hari raya di mana dia menikmati banyak makanan, dia malah meminta Tobia pergi keluar, cari orang-orang lapar, bawa ke rumahnya dan dikasih makan. Tobit mengatakan bahwa kebajikan yang dibuatnya adalah wujud hati yang selalu ingat kepada Tuhan (lih. Tobit 2:1-3). Waktu itu juga ada orang yang dibunuh dan jenazahnya dibuang di pasar.

Apa yang Tobit lakukan? Tobit tidak jadi makan, malah langsung pergi mengambil mayat itu. Sikapnya yang tidak jera ini, dicibir oleh masyarakat, “dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan mayat lagi!” (Tobit 2:8).

Malaikat Agung Rafael | Foto: google.com

Tapi kesalehan Tobit ini tidak mengindikasi jalan hidupnya mulus. Ada-ada saja cobaannya. Dia menjadi buta, karena kejatuhan kotoran burung pipit di matanya (lih. Tobit 2:10). Mulai saat itu, Hana, istrinya yang bekerja. Masalah satu persatu datang ke kehidupan mereka. Sampai Tobit tidak tahan lagi, lalu berdoa kepada Tuhan supaya nyawanya dicabut (lih Tobit 3:1-6).

Kisah Sara

Lalu, ada yang namanya Sara. Sara ini anaknya Raguel. Mereka hidup di kota Ekbatana, di negeri Media. Sara ini sudah nikah tujuh kali. Suaminya meninggal saat malam pertama perkawinannya. Asmodeuslah yang membunuh suami-suaminya Sara ini (lih. Tobit 3:8). Karena ketujuh suaminya meninggal semua, maka Sara berdoa kepada Tuhan, supaya nyawanya dicabut.

Tobias dan Sara | Foto: google.com

Karena dua orang ini saleh, maka Allah mengutus Malaikat Rafael untuk menyembuhkan keduanya.

Tobia Diutus Tobit

Cerita balik ke Tobit. Tobit ingat kalau pernah menitipkan duitnya kepada Gabael. Lalu, dia minta Tobia untuk pergi ke Ragai, negeri Media. Tobia ini diminta mencari seorang saleh untuk mendampinginya. Malaikat Rafael, turun ke bumi menyamar sebagai pemuda yang bernama Azarya. Ketemulah mereka. Dan setelah dinasehati bermacam-macam kebajikan oleh Tobit: jangan cabul, harus kasih makan orang lapar, beri baju kepada yang telanjang, dan banyak lagi, mereka berdua pergi ke Ragai.

Tobia diminta Malaikat Rafael menyimpan empedu, jantung, dan hati ikan yang dapat digunakan sebagai obat | Foto: google.com

Di jalan, mereka bertemu seekor ikan, yang oleh Malaikat Rafael, Tobia diperintahkan untuk menyimpan empedu, jantung, dan hatinya. Sampailah mereka di rumah Sara. Malaikat Rafael meminta Tobia untuk memperistri Sara. Dia mengatakan bahwa Tobia tidak akan mati jika pada malam pertama perkawinannya, dia membakar hati dan jantung ikan itu. Dan benar, Tobia melakukannya dan Asmodeus tidak muncul lagi sejak saat itu.

Tobia membakar hati dan jantung ikan yang membuat Asmodeus takut | Foto: google.com

Bagaimana dengan Tobit? Beberapa hari setelah perkawinan, Tobia dan Malaikat Rafael pulang bersama dengan Sara ke rumah Tobit. Mereka sudah membawa uang Tobit, karena sebelum pesta perkawinan, Tobia dan Malaikat Rafael menjalankan titah Tobit untuk pergi ke Gabael.

Sampai di rumah, Tobia disambut hangat oleh Tobit dan Hana. Tobia pun menyapukan empedu ikan ke mata Tobit dan seketika, mata Tobit dapat melihat. Keluarga itu sangat bahagia dan menjanjikan setengah dari harta mereka kepada Azarya, yang sudah berjasa menemani Tobia dan yang menyembuhkan Sara dan Tobit. Saat berkata demikian kepada Azarya, dia menunjukkan siapa dirinya, yang adalah Malaikat Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Tuhan (lih. Tobit 12:15). Inilah yang mendasari Tradisi Gereja kita, yang mengatakan bahwa Malaikat Rafael adalah malaikat penyembuh.

Tobia menyapukan empedu ikan ke mata Tonit | Foto: google.com

Kisah ini berakhir bahagia. Tobit meninggal di usia keseratus dua belas tahun, disusul Hana istrinya. Mereka dimakamkan di Niniwe. Tobia dan Sarah pulang ke Media, merawat mama dan papa Sara hingga mereka meninggal dunia.

Secara garis besar, Kitab Tobit menggabungkan kisah kesalehan dan moralitas Yahudi dalam sebuah kisah menarik dan populer di kalangan Yahudi maupun Kristen. Di dalamnya juga terdapat doa, mazmur, dan kata-kata bijak, serta cerita yang dibangun dengan terampil, memberikan wawasan berharga tentang iman dan lingkungan keagamaan.

Kitab Tobit yang kita kenal sekarang ini merupakan terjemakan dari Alkitab Yunani atau Septuaginta. Penulis dari Kitab ini tidak diketahui, namun diperkirakan ditulis pada awal abad kedua SM.

** Kristiana Rinawati

Leave a Reply

Your email address will not be published.