[Bagian 7] Pastor Albert SCJ: Dari Gisting Hingga Papua

Pastor Albertus Frans Yoseph Kriswantoko SCJ, lahir sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara pada 6 Juni 1989 dari pasangan Bartholomeus Hartoprayitno Ngadiko dan Veronica Sutinah. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana di Paroki St. Pius X Gisting, Lampung. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kehidupan Gereja. Langkahnya menuju imamat ia lalui dengan rute yang relatif panjang.

Perjalanannya dimulai dari Seminari Menengah St. Paulus Palembang. Langkahnya tidak serta-merta lurus dan kuat. Di tengah jalan ia berhenti. Ia keluar dari gelanggang dan menempuh pendidikan umum hingga kuliah di Universitas Katolik Musi Charitas dan Universitas MDP Palembang.

Pastor Albertus Frans Yoseph Kriswantoko SCJ

Namun, dalam proses panjang itu, benih panggilan untuk menjadi imam terus berkobar, tak pernah padam. Ia kembali masuk dan menapaki pembinaan sebagai imam, ia bergabung menjadi dehonian muda di Kongregasi SCJ. Langkah itu ia mulai dengan menempuh masa novisiat di Gisting dan studi Yogyakarta. Ia menjalani dengan penuh Syukur kesempatan perjumpaan bersama umat selama menjalani Tahun orisntasi Pastoral dan Panggilan di Paroki Santa Maria Tak Bernoda Tegalrejo Belitang. Langkah itu semakin mantap, dengan penuh syukur mengikrarkan kaul kekal pada 20 Juli 2023.

Tahapan panggilannya berlanjut. Ia semakin mencintai pilihan hidup yang sempat ia tinggalkan. Di Seminari Menengah Santo Paulus Palembang ia menerima tahbisan diakonat dan memulai perutusannya sebagai diakon di Paroki Kerahiman Ilahi Biak, Keuskupan Timika,  Papua. membawa motto hidupnya dalam kesetiaan dan pengabdian. Kisah Pastor Frans adalah gambaran nyata bagaimana Tuhan memanggil lewat jalan panjang penuh warna: dari desa kecil di Gisting, bangku sekolah Xaverius, ruang kuliah di Palembang, hingga akhirnya altar Gereja menjadi rumah pengabdiannya.

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Foto: Dok.Komsos KAPal dan Panitia Tahbisan

Leave a Reply

Your email address will not be published.