Menjawab Panggilan Tuhan: Dari Berbagai Jalan Menuju Altar

Panggilan Tuhan adalah anugerah istimewa. Ia hadir dengan cara yang unik pada setiap pribadi, sering kali datang dengan cara yang tak diduga, bahkan tidak jarang melalui hal-hal atau peristiwa yang tampak sederhana. Ada yang merasakannya sejak kecil, ada yang menemukannya setelah melewati jalan panjang, ada pula yang semula tidak pernah berniat, tetapi akhirnya tak kuasa menolak sapaan-Nya.

Panggilan itu hadir seperti bisikan lembut di hati. Ia bisa datang lewat keresahan yang tak kunjung reda, pengalaman pelayanan sederhana, atau bahkan langkah kecil yang berawal dari rasa ingin tahu. Namun perlahan, bisikan itu membentuk hati, menuntun langkah, hingga seseorang berani berkata: “Ya, Tuhan, ini aku, utuslah aku” atau seperti Bunda Maria, “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”.

Perjalanan menuju altar bukanlah jalan lurus tanpa hambatan. Ada keraguan, ada pergulatan, ada godaan untuk berhenti. Tetapi justru di sanalah tampak bagaimana rahmat Tuhan bekerja. Dan begitulah kisah para imam baru ini, yang melalui jalannya masing-masing akhirnya sampai pada saat indah penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan dan menerima urapan kudus menjadi imamNya.

[Bagian 1] Pastor Maruli SCJ: Rindu yang Tak Pernah Padam

Pastor Cornelius Maruli Windyan Raswata, SCJ demikian namanya. Ia lahir pada 11 November 1988 dari pasangan Edmundus Susilo dan Yosepha Terpina Purba. Perjalanan panggilannya unik dan panjang. Awal perjalannya dimulai saat ia berjumpa dengan seorang seminaris yang menjalani live in di parokinya, Paroki Santa Maria Bunda Allah Tugumulyo, Musi Rawas. Perjumpaan itu membuatnya tertarik untuk menjadi imam. Ia kemudian mengikuti tes saringan masuk seminari dan diterima. Ia menjalani formasi dengan tekun.

Hingga pada satu titik, ia memutuskan untuk meninggalkan jalannya dan masuk ke dunia kerja serta mengajar. Dunia luar memang menawarkan banyak pengalaman berharga, tetapi jauh di lubuk hatinya, selalu ada kerinduan yang tidak pernah padam: kerinduan untuk kembali melayani di altar. Demikian yang dialami oleh Pastor Maruli

Pastor Cornelius Maruli Windyan Raswata, SCJ

Akhirnya ia sungguh menyadari, rindu itu adalah tanda bahwa Tuhan belum selesai dengan dirinya. Tahun 2020 menjadi titik balik yang mengubah hidupnya. Dengan tekad bulat, ia kembali ke jalan panggilan yang pernah ditinggalkan. Ia akhirnya mempersembahkan hidupnya dengan mengikrarkan kaul kekal pada 20 Juli 2024. Pengalaman perjumpaan dalam pelayanan selama masa diakonat di Pangkalan Kerinci Riau semakin meneguhkan langkahnya untuk menjadi imam. Dalam pelayananya ia mencoba menghidupi motto Misericordia Motus (Hati yang digerakkan oleh belas kasih). Motto itu bukan sekadar kata, melainkan pengalaman nyata: betapa hatinya selalu digerakkan oleh kerinduan untuk melayani, sekalipun pernah sempat menjauh.

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Foto: Dok. Panitia Tahbisan

Leave a Reply

Your email address will not be published.