Pastor Agustinus Dwi Handono SCJ, lahir di Sribudaya, Belitang pada 1 September 1992 dari pasangan Simon Tarnomo dan Ida Suwarti. Berbeda dengan Pastor Maruli, Pastor Agus yang berasal dari Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo ini, justru menemukan panggilannya setelah meraih gelar Sarjana Hukum. Kendati sebenarnya panggilan untuk menjadi imam itu sudah ia rasakan sejak di bangku SMA. Baginya, dunia hukum menjanjikan masa depan yang jelas. Tetapi ternyata dalam perjalanan, ia merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang memanggilnya.

Saat mengikuti kegiatan live in di pedalaman bersama anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), ia melihat kenyataan yang menggugah hatinya. Ia berjumpa dengan umat yang hanya bisa merayakan Ekaristi sebulan sekali. Pengalaman itu seperti pintu yang dibuka kembali, mengajaknya kembali pada panggilan yang ia rasa saat SMA. Panggilan itu menjadi sangat kuat. Namun, jalan yang dipilihnya bukan tanpa perjuangan. Ada saat-saat penuh pergulatan, ketika panggilan terasa berat untuk dijalani. Adaptasi dan pengolahan diri menjadi bagian dari proses dan pergumulannya. Ia menjalani masa diakonat di Paroki St. Isidorus Singkut Jambi. Sabda Yesus, “Aku menyertai kamu senantiasa” (Mat 28:20), menjadi motto yang membuatnya tetap teguh melangkah. Ia percaya bahwa Tuhan yang memanggilnya selalu setia mendampingi hingga akhirnya dengan mantap ia mempersembahkan diri dan ditahbiskan menjadi imam.
**Fr. Bednadetus Aprilyanto
Foto: Dok.Komsos KAPal dan Panitia Tahbisan