[Bagian 4] Pastor Daniel: Setia di Tengah Pergulatan

Pastor Daniel Depan Pratama, lahir di Jambi pada 29 Juni 1997 dari pasangan Gaspar Geroda dan Maria Kewa. Ia berasal dari Paroki St. Gregorius Agung Jambi. Keinginannya untuk menjadi imam berawal dari pengalaman kekaguman terhadap sosok imam yang sederhana dan penuh kasih. Perjumpaan itu mengispirasinya untuk memilih jalan yang berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ia memilih masuk seminari di Palembang.

Proses pembinaan di seminari Palembang ia Jalani dengan tekun dan setia. Ia sadar bahwa wilayah keuskupan ini luas dan masih sangat membutuhkan kehadiran imam yang dapat melayani umat di berbagai wilayah. Kesadaran ini membuatnya berani memilih dan memutuskan menjadi calon imam diosesan Keuskupan Agung Palembang. Keputusan itulah yang menghantarnya pada aneka proses pembinaan di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Pastor Daniel Depan Pratama

Tetapi, di balik langkah-langkah itu, tersimpan pergulatan besar. Ia pernah berpikir untuk berhenti, meninggalkan panggilan sebagai imam dan menjalani hidup sebagai awam. Namun, Tuhan yang memanggilnya tetap setia dan tidak membiarkannya menyerah. Dukungan dari para formator, sahabat-sahabat di seminari, keluarga dan orang-orang terkasih meneguhkan langkahnya. Ia menjalani masa diakonat di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau. Sepenggal kalimat Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia menjadi motto yang meneguhkan panggilan dan membuatnya semakin mantap menjawab dan mempersembahkan diri sebagai imam: “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20).

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Foto: Dok.Komsos KAPal dan Panitia Tahbisan

Leave a Reply

Your email address will not be published.