“Pada hari yang Istimewa ini kita berkumpul untuk bersyukur dan mohon berkat bagi saudari-saudari kita yang akan mengikrarkan Profesi Pertama. Dengan kerelaan hati mereka mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dan bersatu dalam persaudaraan Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas. Mari kita bersatu hati dan berdoa, semoga ketujuh saudari kita semakin dimampukan untuk menghayati panggilan hidup mereka dan menjadi tanda kehadiran Allah yang penuh belas kasih”.
Demikian diungkapkan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Palembang, Pastor Yohanes Kristianto dalam pengantarnya pada Perayaan Ekaristi Profesi Pertama 7 Suster Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) yang dilaksanakan di Kapel Novisiat FCh St. Bonaventura Km. 7 Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (24/9/2025).

Perayaan yang dihadiri oleh ratusan umat terdiri dari para biarawan-biarawati, keluarga pestawati, dan undangan ini terasa berbeda. Secara istimewa Uskup Keuskupan Breda, Belanda, Mgr. Johannes Wilhelmus Maria Liesen didampingi Pastor Yohanes Kristianto dan Superior Provinsial SCJ Indonesia, Pastor Andreas Suparman SCJ, hadir memimpin Perayaan Ekaristi Profesi Pertama ini.

Mereka yang mengikrarkan Profesi Pertama adalah Sr. M. Albella FCh (Paroki St. Damian Bea Muring Keuskupan Ruteng), Sr. M. Alfolyn FCh (Paroki St. Petrus SP3 Keuskupan Timika), Sr. M. Alfra FCh (Paroki St. Arnoldus Jansen Waekomo Keuskupan Larantuka), Sr. M. Ariella FCh dan Sr. M. Verania FCh (Paroki Hati Amat Kudus Lerek Keuskupan Larantuka), Sr. M. Gery FCh (Kuasi Paroki St. Yohanes Paulus II Binakarsa K.A. Palembang), dan Sr. M. Yulista FCh (Paroki St. Paulus Plaju K.A. Palembang).

Lebih lanjut, Pastor Kristianto juga menegaskan tentang makna profesi pertama yang dikrarkan oleh para suster. “Bagi mereka bertujuh perayaan ini menjadi momentum yang sangat penting, yang akan sangat menentukan langkah mereka di kemudian hari. Jadi ini adalah peristiwa yang sangat berharga, sangat bermakna, dan mendalam”, tegasnya.
Imam yang pernah berkarya di Paroki St. Petrus dan Paulus Baturaja ini mengungkapkan bahwa profesi yang diucapkan itu bukan ungkapan spontan dan tiba-tiba, tetapi merupakan proses yang dalam dan panjang dengan berbagai pengalaman. Melalui proses pembinaan, akhirnya dengan mantap dan tegas mereka menyampaikan kesediaannya secara personal yang mengacu pada dua hal mendasar, yaitu menjadi murid Yesus yang sempurna dan hidup dalam koridor Tiga Nasihat Injili, Kemurnian, Kemiskinan, dan Ketaatan.
“Jawabannya adalah ya, saya bersedia. Jawaban ini adalah ungkapan hati yang bertolak dari kedalaman hati. Konsekuensi dari jawaban ini adalah mereka dengan tegas dan dengan kesadaran penuh tanpa paksaan dari pihak manapun juga, mereka mengasihi Allah dengan segenap jiwa, dengan segenap hati, dan dengan segenap akal budi seperti Yesus sendiri”.
Ia pun mengingatkan agar kasih Yesus selalu menjadi dasar dan pijakan dalam menghayati panggilan dan perutusan., “Profesi adalah panggilan untuk menghidupkan kasih Allah terus-menerus demi Kerajaan Surga, seperti kasih Yesus. Sehingga yang keluar dari setiap orang yang menghayati kaish itu adalah belas kasih, kemurahan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kesabaran, dan pengampunan seperti yang ditegaskan oleh Yesus sendiri”, pungkasnya.
Doa dan Harapan
Mewakili para pestawati, Sr. M. Albella FCh seraya berterima kasih atas hari yang istimewa, dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa keberanian untuk menjawab ‘ya’ semakin dimurnikan dan diteguhkan lewat triduum yang dipimpin oleh Sr. M. Geovani FCh dengan tema Hening Bersama Allah. Ia menuturkan bahwa di dalam keheningan itu mereka diajak untuk merenungkan bahwa Allah sungguh mencintai dan selalu hadir dalam perjalanan hidup setiap hari. “Semoga kehadiran kami menjadi berkat bagi kongregasi, Gereja, dan masyarakat”, ungkapnya.
Selanjutnya, Robertus Tri Irawan dalam sambutannnya mewakili keluarga pestawati menyampaikan syukur atas rahmat panggilan yang Tuhan anugerahkan kepada para suster dalam persembahan hidupnya melalui persaudaraan Kongregasi FCh. “Semoga mereka setia pada jalan yang telah mereka pilih”, harapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pemimpin Umum Kongregasi FCh, Sr. M. Patricia FCh. Dalam sambutannya ia menyampaikan rasa syukur mendalam karena kebaikan Tuhan melalui para keluarga yang telah mempersembahkan anak-anaknya menjadi bagian dalam persaudaraan kongregasi. Ia berharap agar mereka yang mengikrarkan Prosfesi Pertama menghayati bahwa peristiwa ini merupakan langkah baru dalam perjalanan hidup panggilan.
“Kaul bukan hanya sebatas janji yang diucapkan, melainkan juga penyerahan diri kepada Allah, serta komitmen terhadap diri sendiri, terhadap komunitas, dan terhadap kongregasi untuk hidup dalam ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian tidak menikah”.
**RD Titus Jatra Kelana
Foto: Dokumentasi Kongregasi FCh