Rm. 8:12-17; Mzm. 68:2,4,6-7ab,20-21; Luk. 13:10-17; BcO Yer. 25:15-17,27-38; (H)
Tekun dalam Doa

Saudara-saudari terkasih, hari ini Yesus mengajarkan kepada kita tentang pentingnya doa dan ketekunan dalam memohon kepada Allah melalui sebuah perumpamaan. Ia berbicara tentang seorang teman yang datang pada tengah malam untuk meminjam roti. Meskipun awalnya permintaan itu tidak ditanggapi, karena ketekunannya ia akhirnya mendapatkan apa yang dibutuhkan. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa doa yang dipanjatkan dengan penuh ketekunan dan keyakinan tidak akan sia-sia di hadapan Allah.
Yesus kemudian menegaskan, jika manusia yang lemah dan berdosa saja tahu memberikan yang baik bagi anak-anaknya, apalagi Bapa kita yang di surga. Ia pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Maka, kita diajak untuk berdoa dengan hati yang rendah dan percaya penuh bahwa Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita memintanya.
Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan kualitas doa kita. Apakah kita sungguh tekun dan sabar, atau mudah menyerah ketika doa kita seolah tidak dijawab? Ketekunan dalam doa bukan hanya soal meminta hal-hal duniawi, tetapi juga proses pertumbuhan rohani. Melalui doa, hati kita dibentuk untuk semakin menyerupai kehendak Allah.
Doa bukan sekadar rutinitas atau kewajiban, melainkan relasi yang hidup dan akrab dengan Allah. Dalam doa, kita berbicara dengan Bapa yang mengenal kita lebih dalam daripada siapa pun. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup, Yesus mengingatkan kita untuk tidak melupakan saat-saat hening bersama Tuhan, sebab di sanalah kita menemukan kedamaian dan kekuatan.
Saudara-saudari terkasih, di tengah berbagai tantangan hidup, mari kita saling menopang dalam doa. Jangan pernah lelah berdoa, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama. Percayalah, Allah selalu mendengarkan dan menjawab doa-doa kita dengan cara dan waktu yang terbaik. Semua akan menjadi indah pada waktunya. Semoga Tuhan senantiasa meneguhkan dan memberkati kita semua.
**Fr. Falveus Gonsalves
Tingkat 4
Foto: Pinterest
