Pastor Stanislaus Kostka Bima Dwi Atmaja, lahir di Duri, 13 Februari 1997 dari pasangan Markus Tukijo dan Anna Suwarti. Imam diosesan Keuskupan Agung Palembang ini berasal dari Paroki Santo Yosef Duri Riau Keuskupan Padang. Saat ini kedua orang tuanya berdomisili di Yogyakarta.
Panggilan untuk menjadi imam sudah ia rasakan sejak SMP. Saat teman-temannya mulai memikirkan sekolah lanjutan, ia memilih masuk Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. Keputusan itu bukan langkah ringan bagi remaja seusianya, namun justru di sanalah ia menemukan kebahagiaan sejati. Empat tahun formasi di seminari menengah mengasah dan memantapkan langkahnya untuk menjadi imam diosesan. Ia memulai persiapan imamatnya di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral dan Panggilan (TOPP) di almamaternya, Seminari Santo Paulus Palembang. masa diakonat dia alami dalam pelayanan bersama umat di Unit Pastoral St. Yohanes Maria Vianey Penarik Bengkulu, yang berbatasan dengan wilayah Keuskupan Padang di Sumatera Barat.
Pertanyaan Rasul Petrus kepada Yesus, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.” (Yoh 6:68) menjadi motto yang meneguhkan langkahnya. Ia sadar, bahwa tanpa Dia yang memanggil, maka perjalanan panggilannya tak berarti apa-apa. Bagi Pastor Bima, itulah pegangan setiap kali keraguan muncul. “Ketika berhadapan dengan pertanyaan besar dalam hidup, saya selalu kembali kepada Tuhan. Hanya dalam Dia saya menemukan arah dan kepenuhan hidup,” tuturnya.
**Fr. Bednadetus Aprilyanto
Foto: Dok.Komsos KAPal dan Panitia Tahbisan