Diakon Fransiskus Dedy Saputra SCJ, lahir di OKU Timur, 12 Desember 1996 sebagai anak pertama dari pasangan Markus Purwanto dan Suzana Sri Lestari. Di balik senyum tenangnya, ia menyimpan kisah panjang tentang jatuh bangunnya dalam menjawab panggilan Tuhan.

Lagu berjudul Keluargaku Inspirasiku” menjadi pengingat bagi diakon yang berasal dari Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo-Belitang ini, bahwa keluarga baginya adalah salah satu sumber kekuatan terbesar. Ia merasa bertanggung jawab menjaga keluarga, terutama ketika sang ibu sakit stroke sejak 2020 dan adiknya ingin berhenti sekolah. Beban itu semakin berat saat ia pun harus menjalani operasi hernia dan tidak lulus ujian Ad Audiendas yang menjadi salah satu tahapan penting dalam pendidikan formal sebagai calon imam. “Saat itu pikiran saya benar-benar kacau, bahkan sempat ingin menyerah,” ungkapnya. Namun, doa dan kata-kata pembimbing rohaninya selalu kembali menguatkan: “Sekali Tuhan memanggil, Ia tidak akan pernah membatalkannya.” Kini ia melihat bahwa semua pergulatan itu bukan sekadar cobaan, melainkan cara Tuhan menempa dirinya. Dari doa orang tua, keteguhan ibu yang sakit, hingga dinamika sang adik, ia belajar arti kesetiaan dan cinta yang nyata. Keluarga bukan sekadar latar belakang, tetapi tiang penopang yang membuatnya tetap setia pada jalan panggilan. “Saya percaya, panggilan Tuhan itu indah pada waktunya,” ujarnya penuh keyakinan. Dan dari sanalah, ia terus melangkah maju, menjadikan hidupnya persembahan bagi Tuhan dan Gereja.
**Fr. Bednadetus Aprilyanto
Foto: Dok.Komsos KAPal dan Panitia Tahbisan