[Bagian 8] Kasih yang Menggelisahkan: Jejak Panggilan dari Tanjung Sakti Bumi Betuah

Lahir di Tanjung Sakti pada 1 September 1995, dari pasangan Yohanes Leonardus Harsanto dan Maria Suli Prihatin, Pastor Gregorius Virdiawan Mubin SCJ dibesarkan dalam suasana iman yang sederhana namun penuh makna. Paroki Santo Mikael Tanjung Sakti menjadi tanah pertama tempatnya mengenal Tuhan, dan di sanalah benih panggilan itu mulai tumbuh – berawal dari perjumpaan yang mengesan dengan Pastor Van Kampen SCJ, seorang misionaris yang hidupnya begitu bersahaja dan dekat dengan semua umat serta masyarakat. Sejak kecil, Virdi kecil sering bermain misa-misaan dengan biskuit dan teh manis, meniru gerak-gerik sang pastor. Ada kerinduan kelak bisa menjadi seperti dia: seorang pelayan Tuhan yang rendah hati, sederhana, bersahaja dan penuh kasih.

Namun jalan menuju panggilan tidak selalu lapang. Setelah lulus SMP, ia sempat ingin masuk seminari, tetapi kondisi finansial keluarga membuat langkah itu tertunda. Meski demikian, gelisah panggilan itu tidak pernah padam. Tuhan sungguh tidak pernah melupakan anaknya, ketika mengikuti perayaan Minggu Panggilan bertema “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup” (Yoh 10:10), dengan berjalan kaki dari paroki menuju gereja tua di Pagar Jati, panggilan Tuhan itu menggema. Di sepanjang perjalanan itu, ia merenungkan bahwa panggilan bukanlah soal kenyamanan, melainkan perjuangan sebagai balas kasih kepada Hati Kudus yang terlebih dahulu mencintainya. Dukungan dari pastor paroki dan segenap umat cukup membuatnya yakin untuk mendaftar ke seminari. Akhirnya ia diterima di Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. Disanalah Pastor Virdi SCJ berusaha membentuk diri agar menjadi pribadi yang rendah hati.

Pastor Gregorius Virdiawan Mubin SCJ

Menurutnya panggilan Tuhan itu menuntut pengorbanan: waktu, tenaga, pikiran, bahkan hal-hal yang tak pernah sebanding dengan pemberian diri Kristus bagi umat manusia. Semua kesulitan itu tidak pernah sebanding dengan kegembiraan dan rasa haru karena diperkenankan oleh Dia yang memanggil untuk mempersembahkan kurban Ekaristi. Moto Caritas Christi Urget Nos—Kasih Kristus Menguasai Kami— menggerakkannya untuk percaya bahwa semua yang dialami, baik suka maupun duka, adalah dorongan kasih Tuhan untuk menanggapi dengan segenap kekuatan. Di tengah segala keterbatasan, Pastor Virdi SCJ percaya bahwa rahmat imamat ini bukan karena ia mampu, tetapi karena Tuhan lebih dahulu mengasihi dan memampukannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.