Tim Pemekaran Paroki Keuskupan Agung Palembang mengadakan kunjungan ke Wilayah XI Sungai Bahar, Paroki St. Gregorius Agung Jambi, pada Rabu (8/10/2025). Hadir dalam kunjungan itu antara lain Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Palembang sekaligus Ketua Tim Pemekaran, Pastor Yohanes Kristianto, Angota Tim Pemekaran sekaligus Ketua Komisi Kitab Suci, Kateketik, dan Liturgi Keuskupan Agung Palembang, Pastor Agustinus Giman, Ekonom Keuskupan Agung Palembang, Pastor Emmanuel Belo Sede, dan Pastor Paroki St. Gregorius Agung, Pastor Felix Astana Atmaja SCJ.
Pertemuan yang dipusatkan di Gereja Stasi Santo Martinus Sungai Bahar ini menjadi bagian penting dalam proses persiapan pemekaran Paroki Santo Gregorius Agung Jambi. Rencana pemekaran tersebut merupakan usaha dalam mewujudkan pesan Sinode III Keuskupan Agung Palembang untuk mendekatkan imam dengan umat dan umat dengan imamnya agar pelayanan pastoral semakin maksimal dan efisien.
Pertemuan yang dihadiri oleh umat perwakilan dari berbagai stasi di Sungai Bahar ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan.

Dalam paparannya tentang rencana pemekaran wilayah, Pastor Yohanes Kristianto menekankan pentingnya membangun kebersamaan dan persaudaraan sejati di antara umat. “Membangun paroki bukan hanya soal membangun gedung atau menentukan batas wilayah, tetapi membangun rasa memiliki dan semangat persekutuan di antara umat yang diwujudkan dengan saling membantu serta menjaga persaudaraan”, ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pastor Agustinus Giman. Ia mengajak umat untuk mulai berpikir jauh ke depan dan memiliki visi yang lebih luas. “Kita tidak lagi berbicara tentang ‘stasi saya’ atau ‘stasiku’, tetapi mulai berpikir bahwa ini adalah wilayah kita bersama yang akan menjadi paroki. Semangat kebersamaan ini yang harus tumbuh agar Gereja bisa berkembang”, terangnya.

Sementara itu, Pastor Emmanuel sebagai ekonom menyampaikan penekanan tentang tata kelola keuangan serta kesiapan sarana dan prasarana. Ia mengungkapkan bahwa tata kelola yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab iman, karena mengelola berkat Tuhan dengan bijak adalah bentuk pelayanan yang sejati.
“Keuskupan akan menyediakan tenaga imam, tetapi paroki harus siap dengan segala sarana dan prasarananya. Maka penting bagi umat untuk mengurus segala aset dan keuangan secara baik agar ke depan tidak menimbulkan masalah”, tegasnya.
Salah seorang umat yang turut hadir dalam pertemuan itu menyampaikan harapannya. “Kami ingin lebih dekat dengan imam, bukan hanya bertemu sebentar saat misa. Kami ingin bisa berdialog, belajar, dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan iman kami”, ungkapnya.
Kunjungan Tim Pemekaran Paroki ini pun menjadi titik awal penuh harapan menuju terbentuknya paroki baru yang hidup, mandiri, dan berakar kuat di tengah masyarakat.
**Fr. Bednadetus Aprilyanto
Foto: Komsos KAPal