Eksorsisme, Nyata atau Fiktif?

Pecinta film horror, kalian tentu tidak asing lagi kan dengan film The Conjuring series, yang konon, mengangkat kisah nyata pasangan suami istri Lorraine dan Edward Warren, penyelidik paranormal Amerika?

Hampir disetiap serinya, The Conjuring menampilkan peran Gereja Katolik dalam ritual eksorsisme. Apakah eksorsisme itu nyata? Atau hanya sebuah karangan fiktif, guna menjadikan suatu film horror semakin mantap?

The Conjuring Series – Foto: i.zoomtventertainment.com

Eksorsisme dalam Gereja Katolik itu beneran ada! Eksorsisme sendiri adalah sebuah ritual bentuk doa khusus, yang digunakan oleh Gereja Katolik untuk melawan kuasa iblis.

Lalu, dari mana eksorsisme berasal? Keempat Injil kerap kali mengisahkan pengusiran setan yang dilakukan Tuhan Yesus. Misalnya saja, Injil Markus mengisahkan Yesus yang mengusir setan yang merasuki seseorang, saat dia mengajar di rumah ibadat di Kapernaum.

Yesus mengusir setan di Rumah Ibadat di Kapernaum

“Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya (Markus 1:25-26).

Lantas, saat menetapkan kedua belas rasul, Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Injil dan memberi mereka kuasa untuk mengusir setan dalam nama-Nya.

“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan” (Markus 3:14-15)

Lagi kisah lain dalam Injil Markus menuliskan amanat Tuhan Yesus ini. “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.’ Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku” (Markus 16:15,17).

Romo Gabriele Amorth S.S.P sedang mengadakan ritual eksorsisme

Gereja Katolik, yang didirikan oleh Yesus dan memiliki suksesi apostolik dari para rasul, lantas memiliki tugas dan kuasa yang sama, yaitu memberitakan Injil dan mengusir setan atas nama Yesus. Katekismus Gereja Katolik memaparkan tentang eksorsisme.

“Kalau Gereja secara resmi dan otoritatif berdoa atas nama Yesus Kristus, supaya seorang atau satu benda dilindungi terhadap kekuatan musuh yang jahat dan dibebaskan dari kekuasaannya, orang lalu berbicara tentang eksorsisme” KGK #1673

Seturut penjelasan dalam Exorcisms and Related Supplications (ERS) oleh Konferensi Para Uskup Amerika Serikat, yang diterjemahkan dari versi latin De Exorcismis et Supplicationibus Quibusdam, editio typical, November 2014, sebuah panduan ritual eksorsisme Gereja Katolik yang diterbitkan oleh Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen juga Katekismus Gereja Katolik nomor 1673, dijelaskan bahwa eksorsisme dapat dibagi dalam dua jenis.

De Exorcismis et Supplicationibus Quibusdam, editio typical, November 2014

Pertama, eksorsisme kecil. Ini dilakukan pada calon baptis. Eksorsisme dilakukan saat ritus penolakan setan dan pengurapan atas calon baptis, yang dilakukan oleh imam atau diakon yang membaptis.

Karena Pembaptisan adalah tanda pembebasan dari dosa dan penggodanya, ialah setan, maka diucapkan satu atau beberapa eksorsisme ke atas orang yang dibaptis. Selebran mengurapi orang yang dibaptis atau meletakkan tangan di atasnya; sesudah itu orang yang dibaptis dengan tegas menyangkal setan. Dengan persiapan ini, ia dapat mengakui iman Gereja, yang dipercayakan kepadanya melalui Pembaptisan Bdk. Rm 6:17. (KGK #1237).

Calon baptis menerima pengurapan Minyak Katekumen sebagai bentuk penolakan setan.

Eksorsime kecil juga berlaku bagi umat Katolik yang berjuang mengatasi pengaruh kejahatan dan dosa dalam hidupnya. Beberapa doa boleh dilakukan oleh umat awam.

Kedua, eksorsisme besar. Jenis ini ditujukan bagi seseorang yang kerasukan (bdk. KGK #1673) dan hanya dapat dilakukan oleh uskup atau jika dilakukan oleh imam, harus dengan izin khusus dari ordinaris wilayah atau uskup (bdk. KHK Kan. 1172).

Kasus kerasukan yang dimaksud yaitu ketika ditemukan kehadiran iblis di dalam tubuh seseorang. Maka dari itu, Gereja sangat berhati-hati dalam melakukan eksorsisme. Perlu telaah lebih lanjut secara psikologis dan medis, untuk benar-benar tahu bahwa seseorang benar-benar dirasuki iblis dan bukan karena alasan lain.

Lalu, mengapa harus seizin uskup? Pertama, karena uskup dalam Gereja Katolik memangku jabatan para rasul. Mereka menerima kepenuhan imamat Kristus, melalui tahbisan yang mereka terima. Ingat, perintah mengusir setan diberikan Yesus kepada keduabelas murid-Nya. Kedua, uskup bertanggung jawab penuh dalam wilayah keuskupannya.

Tahbisan Uskup dilakukan turun temurun dari zaman Tuhan Yesus ke para rasul hingga sekarang.

Jika eksorser harus uskup atau imam yang ditunjuk uskup, lantas siapa saja yang boleh mendapatkan pelayanan eksorsisme? Mengutip Exorcisms and Related Supplications (ERS), orang yang dapat menerima berkat eksorsisme pertama-tama adalah umat Katolik, lalu katekumen, Kristen Non-Katolik yang meminta, dan orang percaya non-Kristen, asalkan mereka memiliki keinginan untuk bebas dari pengaruh setan. Dalam kasus-kasus yang melibatkan non-Katolik, harus dipertimbangkan Uskup Diosesan (lih. ERS, no. 18). **Kristiana Rinawati

Catatan: Exorcisms and Related Supplications (ERS) merupakan alih bahasa dari versi latin De Exorcismis et Supplicationibus Quibusdam, editio typical, November 2014 oleh Konferensi Para Uskup Amerika Serikat, sebuah panduan ritual eksorsisme Gereja Katolik yang diterbitkan oleh Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen.

Leave a Reply

Your email address will not be published.