Hari Minggu Kitab Suci Nasional
“Komitmen untuk mengikuti Jalan Yesus”
Keb 9,13-18b; Flm 9-19.12-17; Luk 14,25-33

Setelah Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pesta perkawinan pada saat Ia menghadiri undangan perjamuan Sabat di rumah seorang pemimpin Farisi, Yesus melanjutkan kembali perjalanan-Nya. Pada waktu itu, ada banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus (Luk 14,25).
Penginjil Lukas menceritakan sejumlah ajaran Yesus yang menjelaskan syarat-syarat untuk mengikuti Yesus. Sepertinya, dia menampilkan itu untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atas perumpamaan tentang pesta perkawinan yang sebelumnya diceritakan oleh Yesus (Luk 14,16-24). Di sini Lukas menunjukkan bahwa syarat untuk mengikuti Yesus adalah orang harus membenci keluarga bahkan nyawanya sendiri (ay.26), memikul salib dan mengikuti Yesus (ay.27), dan berani meninggalkan atau melepaskan harta miliknya (ay.33).
Menyerahkan segalanya bagi Kristus
Mengikuti Yesus berarti “membenci” keluarga dan bahkan nyawanya sendiri (Luk 14,26). “Benci” di sini digunakan secara kiasan dan menunjukkan prioritas hubungan. Yesus adalah yang pertama. ‘Membenci’ (Yunani: μισεω) memiliki makna Semitik, “kurang mengasihi”. Jadi, ini bukan kebencian membabi buta terhadap keluarga atau diri sendiri tetapi yang dimaksud Yesus dalam Injil Lukas ini adalah tidak menjadikan keluarga atau bahkan diri sendiri sebagai prioritas utama dibandingkan dengan prioritas untuk mengikuti Yesus. Dengan kata lain, mengikuti Yesus berarti menempatkan Dia di atas semua hubungan yang lainnya.
Menjadi murid Yesus menuntut kesetiaan total kepada Yesus. Kesetiaan total ini sangat penting, mengingat penolakan dan penganiayaan yang ada di depan. Jika pengikut-Nya lebih peduli tentang keluarga daripada tentang Yesus, ketika keluarga berada di bawah tekanan penganiayaan, mereka akan memilih melawan Yesus. Inilah yang ada di balik pernyataan Yesus. Sifat mutlak dari tuntutan ini tidak boleh diabaikan (Luk 14,27). Tuntutan ini kemudian dijelaskan dengan dua perumpamaan singkat.
Menghitung biaya
Dalam Luk 14,28–32 dua perumpamaan singkat yang disampaikan oleh Yesus mau menekankan perlunya refleksi serius dan sadar atas komitmen untuk mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Yesus sama sekali tidak menghendaki keputusan yang tergesa-gesa dan emosional. Sebaliknya, Dia meminta siapa saja yang mau mengikuti jalan-Nya agar berpikir serius untuk “menghitung biaya” (Luk 14,28.31). Yesus menjelaskan bahwa keputusan untuk mengikuti Dia harus dibuat secara sadar, dengan kesadaran penuh akan implikasinya.
Perumpamaan pertama tentang rencana untuk membangun sebuah menara. Entah, apa menara apa yang dimaksudkan di sini. Mungkin maksudnya sebuah istana yang menjulang tinggi, sebuah bangunan yang mewah. Intinya, sebuah konstruksi bangunan yang memerlukan material atau sumber daya pembangunan yang lebih dari biasanya. Membangun sebuah menara yang demikian membutuhkan pertimbangan yang sungguh-sungguh. Orang harus yakin dan tahu bahwa begitu dia memulai pembangunan dia juga akan mampu menyelesaikannya. Dengan demikian, dia tidak akan menjadi bahan cemoohan orang karena segalanya telah dipertimbakan secara matang.
Demikianlah, mengikuti Yesus bukanlah keputusan yang tergesa-gesa. Yesus menuntut orang untuk menganalisis dengan cermat implikasi yang akan dibawanya dalam hidup. Persis seperti orang yang memulai proyek pembangunan. Tidak ada yang menginginkan menara setengah jadi. Yesus juga tidak menghendaki pengikut yang hanya “setengah perjalanan” saja. Oleh karena itu, untuk mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya orang haru menghitung baik-baik biaya yang dituntut-Nya.
Perumpamaan kedua, mirip dengan yang pertama, yaitu tentang pertimbangkan seorang raja yang bersiap untuk berperang melawan bangsa lain. Dia mempertimbangkan terlebih dahulu sumber dayanya sendiri dan sumber daya musuh. Apakah dia sanggup melawan musuh dengan apa yang dia miliki? Jika tidak, maka pertempuran dihentikan. Dia akan mengirim utusan perdamaian untuk membuat kesepakatan, bahkan mungkin kalau itu berarti harus menyerah. Pesannya jelas. Orang tidak akan membiarkan dirinya mengalami kekalahan total ketika dirinya dapat memperkirakannya dari awal.
Pesan singkat
Perjalanan menuju Yerusalem bukanlah sebuah tujuan yang jauh melainkan sebuah kenyataan yang dekat dan penuh tantangan. Mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya dibutuhkan pertimbangan yang sungguh matang, tidak tergesa-gesa, dan bukan sekedar mengikuti emosi-emosi sesaat. Kesetiaan dan komitmen harus sejalan dengan pertimbangan dan keputusan untuk mengikuti Yesus di setiap jalan yang dilalui-Nya.
Quezon City-Philippine 2022 @donjustin