Mengenal Sebutan Monsinyur, Uskup, Uskup Agung, dan Kardinal

Tahukah kalian bahwa sapaan Monsinyur, Bapak Uskup, Bapak Uskup Agung, dan Bapak Kardinal punya makna yang sangat menarik, lho! Mari kita simak satu persatu.

Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Kardinal Indonesia dan Uskup Agung Jakarta (atas), Uskup Agung Mgr. Yohanes Harun Yowono, Uskup Agung Palembang, Indonesia (bawah kiri) Mgr. Kieran E. Harrington, Imam Diosesan Brooklyn, New York (bawah kanan) | Foto: dokumentasi KOMSOS KAPal dan google.com

Pertama, monsinyur. Biasanya kan ya, kita menyapa Bapak Uskup kita masing-masing dengan sebutan Monsinyur? Ternyata, monsinyur ini gelar kehormatan, guys. Dan gelar ini tidak menunjukkan suatu jenjang tahbisan. Maksudnya, tidak hanya uskup dan kardinal saja yang bisa disapa monsinyur, tapi ada juga romo atau imam Katolik yang disapa monsinyur.

Nah, gelar monsinyur yang diterima oleh imam diberikan oleh Paus. Dulunya gelar ini diberikan kepada kaum tertahbis yang bekerja dalam istana kepausan. Namun, gelar ini juga bisa diberikan kepada imam yang bekerja di luar istana kepausan, artinya para imam yang berkarya di luar Roma.

Pastor Guido Marini telah mendapat gelar kehormatan monsinyur jauh dari sebelum ia ditahbiskan menjadi seorang uskup pada tahun 2021, karena perannya sebagai Master of Pontifical Liturgical Ceremonies sejak Paus Benediktus XVI | Foto: https://nypost.com/

Jadi, uskup boleh mengajukan imam yang dinilainya layak mendapatkan gelar ini kepada paus. Tapi, sejak Paus Fransiskus menjadi paus, dia menangguhkan pemberian gelar ini, kecuali untuk imam anggota pelayanan diplomatik Takhta Suci dan berusia di bawah 65 tahun.

Dari kiri ke kanan: Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta; Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M., Uskup Bogor; Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Emeritus Keuskupan Agung Palembang; Mgr. Silvester Tung Kiem San, Uskup Denpasar; Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Palembang; Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, M.S.F., Uskup Palangka Raya | Foto: dokumentasi KOMSOS KAPal

Kedua, Uskup. Seorang Katolik hanya dapat disebut uskup, jika dia sudah menerima tahbisan uskup. Nah, dalam Gereja kita, berdasarkan teritorial pelayanannya, ada beberapa sebutan uskup. Misalnya, uskup sufragan, yaitu uskup yang memimpin wilayah keuskupannya, yang bukan keuskupan agung. Lalu ada uskup metropolitan. Di Indonesia, kita kenal juga dengan sebutan uskup agung, tugasnya memimpin keuskupannya dan juga bertanggung jawab atas provinsi gerejawi dalam keuskupan agung itu. Biasanya, dalam satu provinsi gerejawi terdiri dari beberapa keuskupan sufragan.

Mgr. Prof. Adrianus Sunarko, OFM (kedua dari kanan) adalah uskup sufragan Keuskupan Pangkal Pinang | Foto: dokumentasi KOMSOS KAPal

Misalnya, Keuskupan Tanjung Karang dan Keuskupan Pangkal Pinang adalah keuskupan sufragan dari keuskupan metropolitan Keuskupan Agung Palembang. Nah, baik uskup sufragan maupun uskup metropolitan adalah uskup diosesan, karena mereka punya keuskupan.

Selain itu, ada juga uskup-uskup yang tidak punya keuskupan atau tidak terikat dalam satu wilayah pelayanan. Misalnya uskup tituler atau uskup pembantu, yang membantu uskup diosesan. Ada juga uskup Tituler yang bertugas sebagai duta besar.

Para uskup | Foto: google.com

Lalu ada uskup koajutor yang tugasnya juga sama, yaitu membantu uskup diosesan, tapi uskup koajutor ini punya hak istimewa, yaitu dia otomatis menggantikan uskup diosesan, jika takhta suatu keuskupan yang ia layani kosong. Misalnya, uskupnya meninggal atau pensiun. Nah, uskup yang sudah pensiun biasanya disebut uskup emeritus, yang juga tidak lagi bertanggung jawab atas keuskupan yang dulu pernah ia pimpin.

Tentang sapaan, kita bisa menyapa uskup dengan sebutan bapak uskup atau monsinyur. Monsinyur berasal dari kata Latin monsignore artinya tuan.

Kardinal Ignatius dilantik oleh Paus Fransiskus | Foto: google.com

Next, kardinal. Kardinal adalah seorang uskup. Sama seperti paus, yang juga uskup. Hanya yang membedakannya adalah hak istimewanya. Kardinal dipilih paus dan dilantik oleh paus. Kardinal punya hak suara untuk memilih paus baru, juga dipilih menjadi paus kalau suaru hari, tahta kepausan kosong atau bahasa kerennya sede vacante. Bisa karena pausnya meninggal atau mengundurkan diri.

Nah, kardinal juga penasehat paus dan disebut pangeran Gereja.

Seorang uskup lumrahnya menggunakan salib di dada dan cincin | Foto: google.com

Terakhir, kita lihat pakaian dan atribut yang dikenakan oleh mereka. Jelas beda, ya. Imam yang diberi gelar monsinyur diberi pakaian khusus kayak uskup, tapi tetap ada bedanya. Misalnya, dia tidak mengenakan salib di dada dan tidak punya tongkat gembala.

Kalau yang ini pakaian seorang uskup dan yang ini uskup agung. Bedanya, uskup agung mengenakan palium. Nah, kalau yang ini pakaian kardinal. Jubahnya berwarna merah scarlet dan mereka juga mengenakan topi khusus yang disebut biretta.

Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta | Foto: https://www.sesawi.net/

Bangga menjadi Katolik. Terima kasih sudah membaca, Tuhan memberkati! **

Kristiana Rinawati

Leave a Reply

Your email address will not be published.