Tahbisan Diakon: Yesuslah yang Memilih Kami

Rabu, (25/1) sore, tepatnya pukul 17.00 WIB, dilangsungkan tahbisan enam orang diakon. Tiga dari mereka merupakan frater diosesan Keuskupan Agung Palembang, yaitu Fr. Basilius Benedictus Suban Meo Klobor, Fr. Bernadus Bayu Susanto, dan Fr. Chanel Doroteus Odjan Soge, sedangkan 3 lainnya merupakan frater Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) Provinsi Indonesia, yaitu Fr. Christian Hoper S. Pakpahan SCJ, Fr. Stephanus Lisdiyanto SCJ, dan Fr. Yohanes Dwi Feri Antoro SCJ.

Tahbisan Diakon Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

Tari Ja’i, tarian tradisional asal Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur, mengiringi arak-arakan para imam konselebran, calon diakon, dan Uskup Agung Mgr. Yohanes Harun Yuwono, menuju altar Tuhan. Sekitar lebih dari seratus orang umat, biarawan-biarawati hadir dalam Ekaristi yang bertempat di Seminari Menengah St. Paulus Palembang. Hadir juga Uskup Agung Emeritus Aloysius Sudarso SCJ.

Hari itu, Pesta Pertobatan St. Paulus, enam diakon ditahbiskan. Mgr. Harun, mengisahkan kembali siapa itu St. Paulus.

“Sebelum mengenal Yesus, Paulus adalah orang Yahudi berkebangsaan Yunani, berwarga negara Roma. Dia orang yang sangat giat bekerja bagi Allah. Dia seorang religius, sangat taat pada hukum taurat. Sangat beriman, sangat melaksanakan nasihat hukum taurat. Sikap religiusnya adalah penuh semangat,” katanya.

Namun, ketaatan Paulus ini menjadikannya membenci para pengikut Kristus dan ajaran-Nya. Bahkan dia mengejar dan membunuh murid Tuhan. Namun, ia bertobat saat Kristus datang kepadanya di jalan menuju Damsyik.

Para calon diakon memohon restu kepada kedua orangtua sebelum tahbisan berlangsung, Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

“Setelah mengenal Yesus, dia berani menyebut dirinya pengajar guru dalam iman dan kebenaran kepada orang yang bukan Yahudi, dan yang telah bekerja lebih keras dari semua rasul lain. Dia meninggal sebagai martir di Roma dengan dipenggal kepalanya. Seturut tradisi, kepalanya melanting tiga kali dan di tempat melantingnya kepalanya muncul mata air,” kisah Mgr. Harun.

Uskup Harun menegaskan bahwa St. Paulus adalah pengajar kasih Kristus.

“Dia mewartakan apa yang paling intim dalam hidupnya, yaitu Yesus memberikan diri-Nya bagi Paulus. Imannya bukan iman teoritis, imannya hasil dampak kasih Allah dalam hatinya, maka dia membalas dengan kasih kepada Yesus yang mengasihinya. Paulus dipotret sebagai orang yang all out dalam mewartakan Yesus,” katanya.

Uskup mengakhiri homilinya dengan mengutip percakapan Yesus dengan St. Paulus.

“‘Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?’ Atas pertanyaan itu Paulus menjawab, ‘Siapakah Engkau Tuhan?’ ‘Akulah Yesus, yang engkau aniaya.’ Karena menganiaya Gereja, dia menganiaya Tuhan. Yesus mengindentikkan diri-Nya dengan Gereja,” katanya.

Karena menganiaya Gereja sama dengan menganiaya Kristus, kata uskup, maka mencintai Yesus sama dengan mencintai Gereja. Di dalam Gereja ada pribadi Kristus,” tuturnya.

Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberikan kata sambutan pada Tahbisan Diakon Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

Kasih akan Kristus nyata dalam pemberian diri, melalui hidup selibat. Memang, para diakon memberikan diri, namun Yesuslah yang memanggil mereka terlebih dahulu. Ini sama dengan tema tahbisan yang mereka angkat, “Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu” (Yohanes 15:16-17).

Fr. Basilius memberikan sambutan dalam Tahbisan Diakon Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

“Panggilan ini adalah pilihan kami sendiri. Namun nampaknya ada kesalahan. Yesuslah yang memilih kami, sebelum kami memilih panggilan ini. Allah yang menawarkan, Allahlah yang memilih kami menjadi calon imam, syukur-syukur menjadi uskup. Allah yang memulai maka kami tak takut akan tantangan apapun, karena kami percaya Allah yang akan mengakhiri,” kata Diakon Basilius.

Romo Andreas Suparman SCJ memberikan kata sambutan dalam Tahbisan Diakon Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

Romo Andreas Suparman SCJ, Provinsial Kongregasi SCJ Indonesia menekankan bahwa jabatan diakon bukan soal status, tapi sebuah pertobatan.

“Semoga perayaan yang luhur ini, sungguh menjadi saat bagi para diakon dan kita semua untuk mengalami pertobatan. Pertobatan utama adalah pemberian diri. Maka ukuran apakah para diakon dan hidup kita berkualitas atau tidak, adalah semakin nampak, bahwa mereka memberikan diri kepada umat dan Allah,” tuturnya.

Para diakon berfoto bersama keluarga, Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang | Foto: Maria Sylvista/ Komisi KOMSOS KAPal

Romo Suparman meminta agar umat yang hadir mendukung para diakon dengan doa. “Agar mereka semakin memberikan diri dalam pelayanan umat dan dalam semangat doa,” pintanya. **

Kristiana Rinawati

Leave a Reply

Your email address will not be published.