In Memoriam Romo Alex Miskat: Jejak Kehidupan Seorang Pelayan Setia

Suatu saat ketika saya berkunjung ke Paroki St Stephanus Martir Curup, mataku terpana akan lukisan peta di dinding pastoran.

“Romo Alex itu suka melukis peta. Bukan di sini saja, tapi di setiap tempat ia ditugaskan selalu ada peta,” kata Romo Frans de Sales SCJ kepadaku.

Peta yang dilukis Romo Alex bukan sembarang peta, namun peta pelayanan pastoral dalam sebuah paroki. Rupanya tidak hanya soal lukisan peta. Kenangan tentang beliau pun tak terhitung banyaknya terlukis di hati sanubari banyak orang.

Romo Alex Miskat Sim Laga Jaya SCJ Lahir pada 12 Maret 1951 di Ponorogo. Ia berasal dari keluarga Muslim di Jawa Timur, hidup bersama ayahnya, Bapak Kijan, dan ibunya, Tukiyem. Pada titik tertentu dalam hidupnya, ia dan keluarganya berpindah ke Simpang Kanan, Lampung. Pada tahun 1967, Romo Alex menerima Sakramen Baptis dan Krisma di Gisting, sebuah langkah awal yang menandai perjalanan rohaninya.

Romo Alex Miskat Sim Laga Jaya SCJ | Foto: Arsip SCJ

Perjalanan Pendidikan dan Panggilan

Romo Alex kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Xaverius Gisting dan lulus pada tahun 1969. Ia sempat bersekolah di seminari menengah dan setelah itu melanjutkan ke sekolah Regina Pacis di Bogor. Setelah lulus, pada tahun 1973, ia kembali melanjutkan pendidikannya di seminari. Keputusan untuk mengikuti panggilan hidup sebagai seorang rohaniwan semakin mantap. Pada tahun 1974, Romo Alex mulai menapaki panggilan religiusnya dengan bergabung di Postulat Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting.

Tantangan Awal Sebagai Biarawan Calon Imam

Selama masa pendidikan, Romo Alex melayani berbagai karya di banyak paroki. Meski demikian, ia menulis dalam catatannya, sering kali ia dinilai sebagai orang yang akan mengalami hal yang berat bila menjadi seorang imam. Oleh karena itu, ia memberikan diri bagi karya pastoral sebagai seorang bruder. Ia mengucapkan kaul kekalnya pada 20 Juli 1983 di Gisting.

Romo Alex menjalani masa pastoral cukup lama, yakni 10 tahun. Akhirnya, ia berani mengajukan permohonan untuk melanjutkan studi teologi, sebuah langkah besar yang membawanya menuju tahbisan imam, 8 Desember 1992 di Pringsewu.

Menerima Tahbisan dan Melayani

Sebagai seorang imam, Romo Alex terus melayani dengan penuh dedikasi di berbagai tempat. Berikut adalah beberapa paroki yang ia layani sepanjang perjalanan hidupnya:

  • 1992-1993: Paroki St. Maria, Tugumulyo
  • 1993-1998: Paroki Para Rasul, Tegalsari
  • 1998-1999: Paroki St. Paulus, Muarabungo
  • 1999-2004: Paroki St. Maria, Tugumulyo
  • 2004-2005: Di Filipina
  • 2005-2011: Paroki St. Mikael, Tanjung Sakti
  • 2011-2015: Paroki St. Stefanus, Curup
  • 2015-2019: Paroki St. Yohanes Pembaptis Perawang, Riau
  • 2019-2024: Biara Gembala Baik, Gisting

Di Gisting, tempat ia menghabiskan sebagian besar tahun terakhir hidupnya, Romo Alex juga menjalani pengobatan rutin, khususnya terkait dengan kondisi matanya. Tak jarang ia harus bepergian ke Palembang untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.

Romo Alex Miskat Sim Laga Jaya SCJ | Foto: Arsip SCJ

Kenangan yang Tak Terlupakan

Romo Alex dikenang sebagai pribadi yang penuh ketelitian dan kerap kali menuliskan berbagai catatan untuk mendokumentasikan setiap aspek dari kehidupan pastoralnya. Ia dikenal dengan kebiasaannya membuat gambaran peta yang menggambarkan tempat-tempat di mana ia berkarya, memberi label pada barang-barangnya, membagikan kartu nama kepada orang-orang yang ditemuinya, dan memberikan uang sangu kepada tamu-tamunya. Semua ini mencerminkan sifatnya yang rapi, ramah, dan penuh perhatian terhadap detail.

Ia juga terkenal dengan ketekunannya dalam berdoa. Bagi banyak orang, Romo Alex adalah sosok yang tidak hanya dekat dengan Tuhan, tetapi juga dekat dengan sesama. Ketelitiannya dalam setiap tugas pastoral dan perhatian yang tulus kepada umat menjadi warisan yang tak ternilai.

Perpisahan yang Penuh Damai

Sabtu, 9 November 2024, kabar yang datang dari Bruder Santo tentang kondisi kesehatan Romo Alex yang menurun, membawa keprihatinan di hati banyak orang. Ia dibawa ke rumah sakit, namun kondisinya sempat stabil sebelum akhirnya menurun kembali. Pada tanggal 11 November 2024, tepat pukul 17.50 WIB, Romo Alex menghadap Allah Tritunggal dengan damai di Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting.

**Romo Ch. Wahyu Triharyadi SCJ/ Kristiana Rinawati

Baca Juga: Bacaan Liturgi Rabu, 13 November 2024

One thought on “In Memoriam Romo Alex Miskat: Jejak Kehidupan Seorang Pelayan Setia

Leave a Reply

Your email address will not be published.