Komunitas Misa Komsos Palembang Gelar Ziarah Porta Sancta ke Lampung

Udara pagi terasa dingin. Gelap masih menyelimuti dan matahari pagi pun belum juga berpendar. Hari itu, Jumat (26/9/2025) menjadi momen istimewa bagi 45 orang anggota Komunitas Misa Kamis Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Agung Palembang. Komunitas yang rutin merayakan Ekaristi setiap Kamis di Ruang Doa Komsos ini terbentuk 15 tahun silam, bersama mendiang Pastor Frans de Sales SCJ.

Komunitas misa komsos Palembang foto bersama setelah perayaan Ekaristi

Bertepatan dengan perayaan Tahun Yubelium Pengharapan, komunitas ini untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan ziarah dan rekreasi bersama selama tiga hari, 26-28 September 2025, kali ini tujuannya adalah Provinsi Lampung. Dari Palembang, peserta menempuh perjalanan darat melintasi Tol Trans Sumatera menuju Gua Maria Padang Bulan di kompleks Rumah Retret La Verna-Pringsewu untuk melakukan ziarah Porta Sancta. Peziarahan ini didampingi oleh Ekonom Seminari Menengah St. Paulus Palembang, Pastor Paskalis Aditya Wardana SCJ dan Tim Komsos Palembang, Fr. Bednadetus Aprilyanto.

Foto bersama di ikon La Verna

Ketua Panitia sekaligus pemimpin rombongan, Leonardus Anuar Salim, menyampaikan bahwa perjalanan ini merupakan pengalaman istimewa dan berharga, setelah sekian lama terbentuk, hadir berkumpul merayakan Ekaristi, berdoa, dan memuji Tuhan bersama, akhirnya komunitas ini juga memiliki kesempatan untuk ziarah Porta Sancta.

Leonardus Anuar SalimKetua Panitia bersama dengan Fr. Bednadetus Aprilyanto

Doa dan Sharing Iman

Dalam suasana ziarah yang khidmat, Pastor Paskalis dan Fr. April mengundang peserta untuk masuk dalam suasana doa. Melalui aneka dinamika kegiatan, mereka diajak untuk memperbarui iman dan semakin mengalami kedekatan satu sama lain dalam semangat persaudaraan, tidak hanya dalam doa dan perayaan liturgi, tetapi juga lewat sharing pengalaman iman.

Calon imam diosesan yang sedang menjalani masa Pendalaman Pastoral di Komisi Komsos ini membagikan pengalaman perjalanan hidup panggilannya. “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku”, menjadi sebuah kalimat yang meneguhkan. Baginya, rencana Tuhan kerap kali berbeda dengan keinginan manusia.

Ia menceritakan pengalamannya saat mengalami keraguan, pergumulan batin, dan pergulatan dalam perjalanan panggilan menuju imamat. Kesadaran bahwa panggilan adalah anugerah istimewa dan cuma-cuma dari Allah akhirnya memberanikannya berkata ya dan tetap setia untuk menjadi imam.

Kisah pergumulan dalam panggilan juga dibagikan oleh Pastor Paskalis SCJ. Imam dehonian ini menceritakan pengalaman ketika mengalami kecelakaan lalu lintas yang membuat kakinya patah. Saat itu ia adalah imam muda yang baru saja ditahbiskan dan memulai perutusannya. Dalam kondisi sulit itu, ia mengaku sempat bertanya mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan terjadi di awal pelayanannya.

Ekonom Seminari Menengah St. Paulus Palembang, Pastor Paskalis Aditya Wardana SCJ

Perlahan ia belajar memahami bahwa melalui pengalaman pahit itu, Tuhan membentuk dirinya menjadi imam yang lebih rendah hati, sabar, dan penuh empati terhadap orang lain. Kisah ini menggugah para peserta untuk melihat persoalan hidup bukan sebagai hukuman, melainkan kesempatan untuk semakin dekat dengan Allah.

Usai kegiatan rohani acara pun dilanjutkan dengan rekreasi di Pantai Marina, Kalianda yang dibingkai dengan aneka perlombaan. Rangkaian perjalanan itu pun ditutup dengan Perayaan Ekaristi di Gereja Paroki Ratu Damai, Teluk Betung pada Minggu (28/9/2025). Perayaan tersebut menjadi puncak penguatan iman sekaligus kesempatan bagi seluruh peserta untuk kembali membawa semangat kasih, sukacita, dan persaudaraan ke tengah komunitas, keluarga, serta kehidupan sehari-hari.

Foto bersama di depan Gereja Paroki Ratu Damai, Teluk Betung

Kesan dan Harapan

Mewakili peserta, Maria Angela Herni Junaidy menuturkan pengalamannya. Baginya, perjalanan ziarah ini menjadi kesempatan berharga untuk membangun persaudaraan, belajar sabar, terbuka, serta senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah pelayanan.

Sementara itu, Anuar Salim menyampaikan harapannya agar selain aktif dalam doa dan pertemuan rutin, komunitas ini juga mampu menghadirkan aksi nyata. Menurutnya, salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan adalah menyisihkan sebagian rejeki untuk mendukung pembinaan para seminaris calon imam di Seminari Menengah Santo Paulus Palembang.

“Iman yang hidup perlu diwujudkan dalam tindakan nyata yang membawa berkat bagi sesama, bukan hanya dalam kata-kata atau doa belaka”, pungkasnya.

**Fr. Bednadetus Aprilyanto

Foto: Komsos KAPal

Leave a Reply

Your email address will not be published.