Bangga Menjadi Katolik: Iman yang Membentuk, Kasih yang Menghidupkan

“Sejak lahir saya sudah Katolik, Pak”. Kalimat sederhana itu diucapkan Giovenco Jordan, siswa kelas XIIA.3.2 SMA Xaverius 1 Palembang, dengan nada tenang namun penuh keyakinan. Dalam kalimat yang singkat itu tersimpan makna yang dalam, sebuah identitas iman yang tidak sekadar diwariskan, tetapi dijalani dan dihayati.

Giovenco Jordan bersama ibunda tercinta

Siswa yang berasal dari Paroki St Yohanes Penginjil Bengkulu dan aktif sebagai anggota tim basket ini bercerita bahwa semua anggota keluarga intinya Katolik, meski ada kerabat dari keluarga besar yang beragama Islam. Namun, perbedaan itu justru mengajarkannya untuk menghargai dan mencintai dalam perbedaan. Itulah wajah Gereja yang sejati, Gereja yang terbuka dan penuh kasih, di mana iman tidak menutup diri, tetapi memeluk semua orang dalam cinta Kristus.

Iman yang Bertumbuh dari Rumah

Bagi Jonathan Krisna Prayoga, siswa kelas XIIA.1.1.1, kebanggaan menjadi Katolik muncul bukan karena status, melainkan karena teladan kasih. Siswa yang berasal dari Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegal Rejo, BK X, Belitang ini mengungkapkan bahwa, “Orang Katolik itu dikenal membawa damai. Di lingkungan rumah saya, orang Katolik dianggap ramah dan suka menolong.”

Jonathan Krisna Prayoga memakai kalung salib

Kata-kata sederhana itu sesungguhnya menggema dari sabda Yesus: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9). Iman Katolik bukan hanya doa dan sakramen, tetapi juga tindakan kasih yang nyata di tengah masyarakat. Di situlah letak kebanggaan sejati, menjadi tanda kehadiran Kristus di dunia yang sering haus akan damai.

Gereja yang Menumbuhkan

Hal senada disampaikan oleh Marselina Putri Amanta, siswi kelas XIIA.3.2. Siswi yang berasal dari Paroki St. Petrus Kenten Palembang dan menekuni dunia tarik suara ini menuturkan bahwa ia bangga menjadi Katolik karena melalui Gereja ia belajar tentang kasih, pengampunan, dan kerendahan hati. Gereja baginya bukan sekadar tempat ibadah, tetapi ruang pertumbuhan rohani dan kepribadian.

“Menjadi Katolik membuat saya merasa dekat dengan Tuhan dan ingin berbagi kebaikan kepada sesama,” katanya.

Marselina Putri Amanta

Kesadaran itu mencerminkan makna terdalam dari iman: semakin mengenal Tuhan, semakin terdorong untuk mencintai sesama. Gereja menjadi rumah di mana iman tidak hanya diajarkan, tetapi dihidupkan dalam pengalaman konkret. Ketiga remaja ini mengingatkan kita bahwa iman Katolik bukanlah warisan pasif, melainkan panggilan untuk terus bertumbuh dan bersaksi. Iman harus dihayati dan dihidupi setiap hari sehingga berbuah dalam aneka tindakan kasih.

Mereka belajar bahwa menjadi Katolik berarti membangun pribadi yang baik (moral), membawa damai di mana pun berada (sosial), dan tetap dekat dengan Tuhan (spiritual). Dalam masa muda yang penuh tantangan, mereka memilih untuk tetap berjalan bersama Kristus, membawa semangat kasih dan pengampunan ke dalam dunia sekolah, pertemanan, dan kehidupan sehari-hari.

Saksi Kasih di Zaman Ini

Menjadi Katolik bagi Giovenco, Jonathan, dan Marselina bukan sekadar tanda di kolom agama, melainkan cara hidup. Ketiganya dibaptis sejak bayi, dibesarkan dalam keluarga Katolik, dan kini melangkah dalam dunia remaja dengan semangat iman yang tumbuh dari rumah, sekolah, dan komunitas. Keluarga bagi mereka memiliki peran penting, menjadi tempat pertama mengenal Tuhan. Di sanalah doa menjadi napas, kasih menjadi bahasa, dan pengampunan menjadi pelajaran pertama.

Bangga menjadi Katolik bukan berarti merasa lebih tinggi dari yang lain, tetapi menyadari bahwa kita dipanggil untuk melayani dan menjadi berkat. Dari ruang kelas hingga altar, dari keluarga hingga lingkungan, iman itu terus bergerak, seperti nyala lilin kecil yang mampu menyalakan terang di tengah kegelapan.

Mereka telah menyalakan nyala itu. Kini, giliran kita, untuk menjadikan kebanggaan sebagai Katolik bukan hanya kata, melainkan cara hidup yang memancarkan kasih Kristus kepada dunia.***

**Ignas Iwan Waning – Kontributor Palembang

Foto: Dokumen Pribadi

Leave a Reply

Your email address will not be published.