Komunitas Seminari Tinggi Santo Petrus Pematangsiantar Gelar Pembukaan Rangkaian Pesta Tahta Santo Petrus dan HUT Ke-44

Komunitas Seminari Tinggi Santo Petrus Pematangsiantar (STSP) membuka rangkaian Pesta Tahta Santo Petrus (PTSP) dan HUT seminari ke- 44 dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rektor STSP, Pastor Laurentius Pratomo pada Sabtu (4/10/2025) pekan lalu. Perayaan yang dilaksanakan di Gereja St. Petrus ini diikuti oleh seluruh anggota komunitas, terdiri dari para pembina dan para frater.

Rektor STSP, Pastor Laurentius Pratomo memimpin Perayaan Ekaristi membuka rangkaian acara Pesta Tahta Santo Petrus

Agenda tahunan yang mengusung tema Bertumbuh di Atas Batu Karang: Menanggapi Panggilan Tuhan dengan Penuh Harapan ini akan berpuncak pada 22 Februari 2026. Kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi seluruh anggota komunitas STSP untuk menggali keteladanan dan keutamaan hidup Santo Petrus yang menjadi pelindung komunitas.  Dalam homilinya, Pastor Pratomo mengingatkan para frater untuk selalu rendah hati dan menjadikan pengalaman hidup Rasul Petrus sebagai dasar iman dalam menjalani panggilan.

Aneka Kegiatan

Usai dibuka dengan Perayaan Ekaristi, rangkaian pembukaan PTSP dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lainnya, seperti parade dari masing-masing tingkat dan gotong-royong kebersihan lingkungan. Mewakili para Pembina, Pastor Agustinus Supardi, dalam sambutannya menegaskan agar segala kegiatan yang diadakan menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan dan menjadi kesempatan setiap pribadi untuk menunjukkan bakat dan kualitas yang dimiliki.

Pastor Agustinus Supardi memberikan sambutan dalam pembukaan rangkaian PTSP

Imam Keuskupan Sibolga ini juga mengingatkan para frater agar  memiliki landasan iman yang kokoh dan militan dalam menjalani panggilan sebagai calon imam  di tengah  hiruk pikuknya dunia jaman ini. “Bertumbuh di atas batu karang artinya membiarkan iman menjadi fondasi, harapan menjadi bahan bakar, dan kasih menjadi arah. Sebuah proses yang berkelanjutan dan penuh makna”, jelasnya.

Usai parade dan sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan gotong royong kebersihan lingkungan. Frater Alan mengungkapkan rasa syukur dan sukacita yang dialaminya saat melaksanakan kebersihan di sekitar Jalan Gotong-royong.

Kegiatan kebersihan lingkungan itu menurutnya bukan hanya berguna bagi orang lain, tetapi juga berguna bagi diri sendiri, karena ini menjadi cara Tuhan melembutkan hati, membuka mata yang selama ini hanya melihat diri sendiri, dan mengajarkan syukur dengan cara baru. “Mungkin saya lelah hari ini tapi bukan berarti saya kalah, bangkit kembali dan bersinar seperti sedia kala”, ungkapnya.

**Fr Bintang – Frater KAPal Tingkat 1

Foto: Dokumentasi STSP

Leave a Reply

Your email address will not be published.