Seorang bijaksana mengatakan bahwa setiap menit Anda marah, Anda kehilangan enam puluh detik kebahagiaan. Tetapi banyak orang mendasarkan hidupnya pada kemarahan. Mereka berpikir bahwa melalui kemarahan itu, mereka akan memiliki kekuasaan atas orang lain.
Seorang ibu sering memarahi anak-anaknya, ketika mereka melakukan kesalahan. Bahkan kesalahan kecil pun membuat ibu itu marah. Tidak ada kesempatan bagi anak-anaknya untuk melakukan kekeliruan. Bagi ibu itu, mereka mesti lakukan sesuatu dengan sempurna. Tidak boleh ada kesalahan.
Akibatnya, anak-anaknya tumbuh sebagai pribadi-pribadi yang pasif. Tidak ada kreativias dalam diri mereka. Mereka hanya melakukan tugas atau yang diperintahkan kepada mereka. Mereka boleh saja menjadi orang-orang yang taat hukum, tetapi tidak bisa berkreasi.
Menata Diri
Manusia mesti membangun hidup di atas cinta kasih. Kebahagiaan diperoleh dalam hidup dari cinta kasih mendalam yang dihidupi dalam keseharian. Tidak ada kebahagiaan yang diperoleh dari kemarahan. Mengapa? Karena kemarahan membuat orang takut dalam menjalani hidup ini dengan baik. Kemarahan hanya membuat orang kehilangan sukacita dalam hidup ini.
Kisah singkat di atas memberi kita inspirasi untuk tidak mendasarkan hidup kita pada kemarahan. Ibu itu mendasarkan hidup berkeluarga dengan marah. Akibatnya, anak-anaknya menjadi orang-orang yang takut melakukan kesalahan. Mereka tidak bertumbuh secara maksimal demi meraih kebahagiaan dalam hidup.
Karena itu, orang mesti menata dirinya dengan baik. Orang tidak bertumbuh dalam ekstrimitas yang sering menciptakan ketidakseimbangan dalam hidup. Keharmonisan dalam hidup terjadi, ketika orang mau menerima kesalahan dari orang lain. Keharmonisan terjadi, ketika orang dengan hati terbuka menerima keterbatasan orang lain.
Tentu saja hal ini tidak mudah, ketika orang hanya mengandalkan dirinya yang tampak handal dan sempurna. Kita mesti yakin bahwa kesempurnaan hidup ini merupakan kumpulan dari ketidaksempurnaan yang ditata dengan baik dan benar.
Orang beriman selalu mengandalkan hati yang terbuka untuk menerima setiap keterbatasan dan ketidaksempurnaan sesamanya. Hanya dengan cara ini, orang akan meraih kebahagiaan dalam hidup. Orang perlu berubah untuk hidup yang damai dan bahagia. Selalu semangat. Salam sehat. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ