Presiden Konferensi Waligereja Kanada menggambarkan pertemuan ‘indah’ dengan Paus Fransiskus yang berlangsung Senin, (28/03) antara dua delegasi pertama masyarakat adat yang tinggal di Kanada. Enam Uskup Kanada yang menyertai dua delegasi pertama dari perwakilan Bangsa Métis dan Inuit Tapiriit Kanatami yang bertemu dengan Paus Fransiskus kemarin telah mengungkapkan kebahagiaan mereka atas pertemuan pertama ini yaitu bertemu satu sama lain, mendengarkan, dan melihat ke masa depan.
Di antara mereka adalah Uskup Raymond Poisson, Presiden Konferensi Waligereja Katolik Kanada. Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya “kepada para delegasi ini karena telah berjalan bersama kami dalam perjalanan ini, dan kepada Paus Fransiskus atas perhatiannya pada penderitaan mereka dan komitmennya yang mendalam terhadap keadilan sosial.”
Melihat Masa Lalu untuk Sembuhkan Masa Kini dan Masa Depan
Tujuan dari pertemuan-pertemuan ini adalah untuk membantu mengatasi trauma dan warisan penderitaan yang sedang berlangsung yang dihadapi oleh Masyarakat Adat hingga hari ini, serta peran historis Gereja Katolik dalam sistem sekolah berasrama, yang berkontribusi pada penindasan bahasa Pribumi, budaya dan spiritualitas.
Tak lama setelah pertemuan kemarin, Uskup Poisson, berbicara kepada Marine Henriot dari Vatican News tentang para anggota delegasi. Dia menggambarkan mereka sebagai ‘indah’. Mereka memberi Paus Fransiskus kesempatan untuk mendengarkan cerita mereka, beberapa diceritakan oleh mereka yang menderita di sekolah berasrama. Uskup Poisson menggarisbawahi bahwa pertemuan pertama ini dimaksudkan sebagai pertemuan mendengarkan yang akan mengarah pada pertemuan berikutnya untuk melanjutkan tindakan dia mencatat bagaimana Gereja di Kanada bekerja untuk mengambil tanggung jawab untuk masa lalu dan untuk membantu orang hari ini adalah Masyarakat Adat sendiri yang telah meminta bantuan Gereja dalam bersama-sama membangun dunia yang lebih baik yang menghormati budaya dan pengalaman mereka.
Uskup Poisson mengingatkan bahwa pertemuan Paus berikutnya dengan Masyarakat Adat akan berlangsung pada Kamis pagi, diikuti dengan briefing media di sore hari. Audiensi terakhir dengan Paus Fransiskus dijadwalkan pada Jumat, 1 April, ketika delegasi resmi akan bergabung dengan kelompok Masyarakat Adat yang lebih besar dari seluruh Kanada.
Uskup Poisson mencatat kemungkinan kunjungan kepausan ke Kanada sebagai cara untuk melanjutkan seluruh proses penyembuhan dan rekonsiliasi. Dia juga mengingat penggalangan dana yang dilakukan oleh Gereja di Kanada untuk mendukung proyek rekonsiliasi nasional di seluruh negara. Ia berharap upaya-upaya ini akan berkontribusi tidak hanya untuk membantu menyembuhkan luka masa lalu, tetapi juga memberikan apresiasi terhadap budaya dan masyarakat yang didukung. Dia menyimpulkan ini semua adalah sesuatu yang “harus kita lakukan bersama”. **
Penulis Vatican News