Dogma Bunda Maria Diangkat ke Surga Jiwa dan Raganya

Dogma Bunda Maria diangkat ke surga jiwa dan raganya diambil dari Konstitusi Apostolik Paus Pius XII yang berjudul Munificentissimus Deus. Konstitusi apostolik ini diterbitkan pada 1 November 1950 dan menjadi satu dari empat dogma Maria dalam Gereja Katolik. Well, apa itu dogma? Secara singkat, dogma adalah ajaran iman dan moral yang ditetapkan secara otoritatif oleh Gereja Katolik dan berlaku mengikat bagi seluruh anggotanya. Ini merupakan salah satu dari kekayaan Gereja Katolik.

Bagaimana isi Dogma Bunda Maria diangkat ke surga dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus? Kita bisa melihatnya pada nomor 44, yang secara singkat berbunyi,

“Karena itu, setelah kami memanjatkan doa permohonan lagi dan lagi kepada Tuhan, dan memohon cahaya Roh Kebenaran, untuk kemuliaan Tuhan Yang Mahakuasa yang telah mencurahkan kasih sayang khusus-Nya kepada Perawan Maria, untuk kehormatan Putranya, Raja Abadi sepanjang masa dan Pemenang atas dosa dan kematian, untuk peningkatan kemuliaan Bunda agung yang sama itu, dan untuk sukacita dan kegembiraan seluruh Gereja; dengan otoritas Tuhan kita Yesus Kristus, dari Rasul Petrus dan Paulus yang Terberkati, dan dengan otoritas kami sendiri, kami menyatakan, menyatakan, dan mendefinisikannya sebagai dogma yang diwahyukan secara ilahi: bahwa Bunda Allah yang Tak Bernoda, Perawan Maria yang kekal, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, tubuh dan jiwanya diangkat ke dalam kemuliaan surgawi.”

Sebelum kita berbicara lebih jauh, ini yang harus temen-temen tahu: peristiwa pengangkatan Bunda Maria ke surga, berbeda dengan kenaikan Yesus ke surga. Yesus naik ke surga dengan kuasa-Nya sendiri sebagai Allah, tapi Bunda Maria tidak punya kuasa ini, melainkan Maria diangkat oleh Tuhan.

Lalu apa menjadi pertimbangan dasar penetapan Hari Raya Bunda Maria diangkat ke surga? Kita akan melihatnya dalam sisi dogma Gereja dan Kitab Suci.

Menurut dogma Gereja, Bunda Maria terlebih dahulu wafat. Tapi, Bunda Maria punya privilege karena dia adalah satu-satunya manusia yang dipilih Allah untuk menjadi bunda-Nya. Maka, pada Paus Pius XII mengatakan, “jenazah Perawan Maria yang Terberkati tetap tidak rusak, tetapi  dia memperoleh kemenangan dari kematian, pemuliaan surgawinya setelah teladan satu-satunya Putra yang diperanakkan, Yesus Kristus.”

Hal ini ditegaskan kembali oleh Paus St. Yohanes Paulus II pada salah satu audiensi umumnya. Dia bilang, “Untuk ambil bagian dalam Kebangkitan Kristus, Maria harus terlebih dahulu ambil bagian dalam kematiannya.”

Nah, mengapa Gereja bisa sampai pada kesimpulan bahwa Bunda Maria diangkat ke surga jiwa dan raganya?

Kita simak kata-kata indah St. Fransiskus de Sales: Allah memerintahkan manusia untuk hormat kepada orangtua. Maka, Yesus yang adalah Allah, tidak mungkin mengingkari diri-Nya, tetapi malahan Dia menjalankan perintah ini dengan cara yang paling sempurna.

“Anak laki-laki mana yang tidak akan menghidupkan kembali ibunya dan tidak akan membawanya ke surga setelah kematiannya jika dia bisa?” (St. Fransiskus de Sales).

Santo Alphonsus Liguori menjelaskan bahwa Yesus mengambil kemanusiaan atau daging kemanusiaan-Nya dari Bunda Maria. Maka Dia tidak ingin tubuh Bunda Maria rusak setelah kematian. Karena dengan demikian, Dia akan memalukan diri-Nya sendiri yang dari Maria, telah menjadi daging.

“Yesus tidak ingin tubuh Maria rusak setelah kematian, karena akan memalukan dirinya sendiri untuk memiliki daging perawannya, yang darinya dia sendiri telah menjadi daging, menjadi debu.” Santo Alphonsus Liguori.

Lalu, apakah Dogma Bunda Maria diangkat ke surga jiwa dan raganya bertentangan dengan Kitab Suci?

Jauh sebelum dogma Bunda Maria diangkat ke surga, Alkitab sudah mencatat ada manusia yang diangkat ke surga jiwa dan raganya. Dia adalah Elia.

“Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.” (2 Raja-raja 2:11).

Lalu dalam Mazmur 16:10 dikatakan, “Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.”

So, dogma Bunda Maria diangkat ke surga jiwa dan raganya merupakan ajaran Katolik yang sangat indah. **

Kristiana Rinawati

Leave a Reply

Your email address will not be published.