Peter Marshall berkata, “Kita memerlukan iman seperti kentang: iman yang sederhana, nyata, dan mampu menopang kita dalam kehidupan sehari-hari.”
Dalam kisah Faith Like Potatoes, Angus Buchan dan ribuan warga berkumpul di Stadion King Parks, Durban, Afrika Selatan. Mereka berdoa meminta hujan turun. Semula seorang petani jagung dan peternak, Angus memutuskan untuk menanam kentang. Ia sudah diperingatkan bahwa dia tidak bisa bertanam kentang tanpa pengairan yang cukup.
Nyatanya, selama empat bulan hujan tidak kunjung turun. Angus bisa saja geram dan patah semangat, namun ia memilih untuk tetap percaya. Dia pun menanam kentang. Suatu hari ia meminta Simeon Bhengu, tangan kanannya, agar menyiapkan pegawai mereka untuk memanen di ladang.
Ia berdoa dan mengucap syukur atas panen hari itu, tanpa ia tahu kentangnya bertumbuh atau tidak. Ternyata, mereka memanen kentang berukuran besar-besar! Angus bersukacita dan warga setempat menyaksikan keajaiban Tuhan. Ah, siapa menduga bahwa Tuhan memiliki cara lain untuk menumbuhkan kentang?

Andalkan Tuhan
Cara berpikir manusia sering tidak selaras dengan cara berpikir Tuhan. Rencana Tuhan sering tidak terselami oleh daya pikir kita yang terbatas. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Hal itu dapat membangkitkan kekuatiran, namun dapat pula memperkuat iman kita.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tetap menaruh pengharapan yang besar kepada Tuhan. Angus percaya dan yakin bahwa Tuhan bekerja dengan caraNya. Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia berjuang sendirian. Tuhan senantiasa memberikan rahmat demi rahmat bagi kebaikan hidup manusia.
Ketika menghadapi jalan buntu, orang cenderung untuk meninggalkan Tuhan. Orang kurang percaya akan penyelenggaraan Tuhan. Bahkan kadang-kadang atau sering orang mengumpat Tuhan. Dalam duka dan derita ada orang yang masih saja menggerutu. Orang tidak berdoa meminta pertolongan dari Tuhan.
Orang beriman mesti mempercayakan hidup pada penyelenggaraan Tuhan. Orang mesti membangun keyakinan bahwa dalam duka nestapa Tuhan masih peduli terhadap hidupnya. Mari kita terus-menerus membangun iman kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Selalu semangat. Salam sehat. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ